Waskita Karya Akan Kantongi Dana Pembayaran Proyek Rp 13 Triliun

Waskita KATADATA|Arief Kamaludin
Waskita KATADATA|Arief Kamaludin
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Ekarina
20/8/2019, 16.49 WIB

Perusahaan pelat merah sektor konstruksi, PT Waskita KaryaTbk (WSKT) bakal menerima pembayaran proyek turnkey yang berhasil dirampungkan tahun ini sebesar Rp 13 triliun.  Adapun total penerimaan yang didapat perusahaan dari seluruh proyeknya saat ini diperkirakan mencapai Rp 30 triliun.

"Ada banyak proyek yang turnkey. Kalau ini comply, diproyeksikan sekitar Rp 26-30 triliun uang akan masuk ke Waskita," kata Direktur Keuangan Waskita Haris Gunawan di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (20/8).

Turnkey  merupakan metode pembayaran yang dilakukan oleh pemilik proyek kepada kontraktor pada saat seluruh pekerjaannya rampung atau ketika proyek dilakukan serah terima. Skema ini lazim digunakan pada bisnis properti.

(Baca: Semua BUMN Konstruksi Cetak Laba Bersih, PP dan Waskita Tumbuh Minus)

Adapun beberapa pemasukan yang bakal diterima Waskita Karya dalam waktu dekat, di antaranya dana pembayaran proyek jalan tol Jakarta-Cikampek Elevated. Jalan tol Sumatera pun demikian, yang mana perusahaan bakal mengantongi dana Rp 4,5 triliun.

Sedangkan untuk proyek Light Rapid Transit (LRT) Palembang, pekan ini baru akan dilakukan proses penagihan sebesar Rp 2,9 triliun. 

"Bulan ini, pengerjaan (tol Sumatera) selesai 100%, kami sedang proses audit di BPKP karena itu persyaratan. Ini menjadi target kami di semester II ini," katanya.

Sepanjang semester I 2019, perusahaan mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk senilai Rp 997,8 miliar. Labanya tersebut turun  66,6% dari periode yang sama tahun lalu yang senilai Rp 2,99 triliun.

(Baca: Kontrak Baru Waskita Per Mei 2019 Baru 13% dari Target)

Dalam laporan keuangan perusahaan, penurunan laba bersih tersebut sejalan dengan anjloknya pendapatan usaha perusahaan sebesar 35,3% menjadi Rp 14,7 triliun. Tidak hanya itu,  pendapatan lain-lain WSKT bahkan turun tajam hingga 87,2% menjadi Rp 227,4 miliar dari Rp 1,77 triliun secara tahunan. 

Reporter: Ihya Ulum Aldin