Pemerintah menyiapkan skema pembiayaan untuk pengembangan homestay dan desa wisata di 10 destinasi pariwisata prioritas Bali Baru. Pembiayaan akan disalurkan perusahaan pelat merah PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) melalui lembaga penyalur.
Direktur Manajemen Risiko dan Operasional SMF Trisnadi Yulrisman mengatakan, pembiayaan akan diarahkan untuk pengembangan homestay dan desa wisata sesuai konteks budaya di masing-masing daerah. Maka itu, akan ada sosialisasi dan buku panduan untuk para debitur terpilih soal ini.
Ia mengatakan pembiayaan ini bisa membantu masyarakat pemilik rumah di daerah wisata untuk mendapatkan tambahan penghasilan. Selain itu, membantu penciptaan lapangan kerja. "Sekaligus meningkatkan pertumbuhan sektor pariwisata di wilayah homestay,” ujarnya seperti dikutip dari siaran pers, Jumat (12/7).
(Baca: Menko Luhut Dukung Grab Sediakan Layanan di Tujuh Bandara Sumatera)
SMF bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata untuk program pembiayaan ini. Asisten Deputi Investasi Pariwisata Kedeputian Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata Henky Manurung menyatakan kerja sama mencakup lima hal.
Pertama, koordinasi kebijakan oleh kedua pihak dalam melaksanakan pembiayaan homestay. Kedua, pertukaran data dan informasi. Ketiga, pembiayaan homestay yang lebih detail. Keempat, pelaksanaan regulasi, pembuatan profil, promosi, dan advokasi investasi. Terakhir, pengawasan dan evaluasi untuk pendataan pertumbuhan pembangunan homestay di 10 Bali Baru.
(Baca: Incar Turis Premium, Jokowi Perintahkan Pembenahan Labuan Bajo)
Adapun ke-10 daerah prioritas untuk Bali Baru adalah Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Borobudur, Bromo-Tengger-Semeru (BTS), Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi, serta Morotai.