Hero Ungkap Alasan Tutup Giant, Soal Persaingan dan Setel Ulang Bisnis

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Direksi PT Hero Supermarket Tbk mengatakan, tutupnya enam gerai Giant pada akhir bulan ini sebagai dampak meningkatnya persaingan di bisnis retail.
Penulis: Ekarina
25/6/2019, 09.45 WIB

PT Hero Supermarket Tbk (HERO) membuka suara terkait rencana penutupan enam gerai Giant di beberapa lokasi pada akhir bulan ini. Menurut direksi perseroan, hal tersebut dilakukan sebagai dampak meningkatnya persaingan di bisnis retail.

Direktur Hero Supermarket, Hadrianus Wahyu Trikusumo mengatakan industri retail makanan di Indonesia mengalami peningkatan persaingan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini salah satunya disebabkan oleh adanya perubahan pola belanja konsumen.

(Baca: Dikabarkan Segera Tutup Enam Gerai, Giant Obral Diskon & PHK Karyawan)

Mengantisipasi hal tersebut, perusahaan akhirnya mengambil langkah menstransformasi ulang bisnis supermarket Giant untuk memenuhi preferensi pelanggan yang terus berkembang.

"Kami sedang melakukan transformasi bisnis untuk memastikan perusahaan mampu bersaing secara efektif pada bisnis retail di Indonesia. Dengan berat hati kami informasikan bahwa Hero akan menutup 6 toko Giant pada 28 Juli 2019," kata dia kepada Katadata.co.id melalui surat elektronik, Selasa (25/6).

Untuk menghadapi persaingan dan mencapai target kinerja jangka panjang, perusahaan bakal menerapkan strategi multi-years transformation.

Strategi tersebut akan mencakup sejumlah hal, seperti perubahan penataan ulang ruang usaha, peningkatan kualitas, skala dan kesegaran produk di seluruh toko, dan menyesuaikan general merchandise kepada pelanggan.

(Baca: 6 Gerai Giant Ditutup, BEI Tunggu Penjelasan Hero)

Perusahaan juga menyatakan bakal tetap berinvestasi gerai, diikuti strategi peningkatan daya saing, efisiensi biaya dan meningkatkan produktivitas. "Giant sudah memiliki merek yang kuat, akan tetapi perlu regenerasi dan menyesuaikan dengan perubahan kebutuhan konsumen," ujarnya.

Hingga Mei 2019, Hero tercatat telah mengoperasikan 125 gerai Giant ekstra dan Giant Ekspres. Mengutip laporan keuangan Hero pada Triwulan I-2019, perusahaan mencatat kenaikan pendapatan 0,5% menjadi Rp 3,05 triliun dari Rp 3,04 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Meski masih mencatatkan rugi bersih pada Maret 2019 senilai Rp 3,52 miliar, namun kerugian tersebut membaik dibanding periode Maret 2018 yang mencapai Rp 4,13 miliar. Manajemen  menyebut, perbaikan itu disebabkan oleh lini bisnis non-makanan (gerai IKEA dan Guardian), yang mampu mengimbangi sebagian pelemahan dalam bisnis makanan.

Beberapa gerai Giant yang dikabarkan bakal ditutup pada 28 Juli 2019 yaitu Giant Ekpres Mampang, Giant Express Cinere Mall, Giant Express Pondok Timur, Giant Extra Jatimakmur, Giant Extra Mitra 10 Cibubur, dan Giant Extra Wisma Asri. Sebelum melakukan penutupan, Giant menggelar diskon dari 5% hingga 25% untuk berbagai produk. 

Persaingan Retail Online

Wakil Ketua Umum Aprindo Tutum Rahanta mengatakan, bisnis online bukanlah penyebab utama dari tutupnya enam gerai milik grup PT Hero Supermarket Tbk. “Bukan (ditutup) semata-mata karena bisnis online, itu bukan (alasan) yang dominan,” ujar Tutum saat dihubungi Katadata, Senin (24/6).

(Baca: Asosiasi Sebut Giant Tutup Bukan Karena Pengaruh Bisnis Online)

Menurut dia, apabila memang benar bisnis online berpengaruh signifikan, seharusnya pemain retail sejenis juga akan menutup gerai-gerai mereka. “Sedangkan, kenyataannya mereka tidak melakukannya (menutup gerainya),” ujarnya.

Tutum melanjutkan, pemain retail sejenis banyak yang membuka gerai-gerai baru di berbagai lokasi. Ia menduga, penyebab utama penutupan gerai Giant itu terjadi karena perusahaan itu melakukan efisiensi terhadap induk perusahaan. “Gerai yang dianggap tidak menjanjikan, itu yang mereka tutup,” kata Tutum.