Perum Bulog sejak awal tahun hingga saat ini tercatat telah menggelontorkan 225 ribu ton beras medium dalam kegiatan pasar murah dan operasi pasar (OP) cadangan beras pemerintah (CBP). Dengan demikian, rata-rata beras yang digelontorkan mencapai 1.000 - 2.000 ton beras per hari.
Direktur Utama Bulog, Budi Waseso mengatakan ke depan, operasi pasar CBP diharapkan bisa mencapai sebesar 15.000 ton per hari terutama saat musim paceklik, di mana diperkirakan harga beras akan tinggi.
Stok beras Bulog secara nasional saat ini tercatat lebih dari 2,2 juta ton. Bulog menyatakan siap menyalurkan stok berasnya di gudang bila sewaktu-waktu dibutuhkan pemerintah baik untuk bencana alam maupun untuk operasi pasar CBP guna stabilisasi harga dan stok dalam rangka HBKN (Hari Besar dan Keagamaan Nasional) seperti pada saat Ramadan dan menjelang Lebaran seperti sekarang.
(Baca: Dilema Bulog Akibat Menumpuknya Stok Beras)
Dari pantauan internal perusahaan, pada Ramadan tahun ini harga beras di pasar cenderung stabil, dengan harga rata-rata pada Mei 2019 sebesar Rp.11.494 per kilogram serta Rp.11.491 per kilogram per Juni 2019.
“Keberhasilan menjaga ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga beras medium di setiap daerah bisa terjadi bila dilakukan secara bersama dengan dukungan seluruh pihak, terutama dari Pemerintah Daerah, Dinas terkait, Satgas Pangan dan para pelaku pasar,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (3/6).
Selain beras, pelaksanaan kegiatan pasar murah dan operasi pasar Ramadan dan menjelang Lebaran ini, Bulog menyediakan berbagai produk pangan seperti gula pasir, minyak goreng, tepung terigu, dan daging beku. Ketersediaan stok pangan tersebut dalam kondisi aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saat Ramadan dan Lebaran.
(Baca: Gudang Penuh, Bulog Minta Pemerintah Kembalikan BPNT ke Rastra)
Budi mengatakan, permintaan akan kebutuhan produk pangan yang dikuasai perseroan cukup tinggi. Daging beku misalnya, yang mana sepanjang Ramadan ini telah terjual 11 ribu ton daging beku.
Daging jenis ini menurunya mulai disukai masyarakat, karena selain murah, dan empuk, proteinnya lebih banyak dari daging sapi.
“Dengan stok yang cukup besar, artinya kami siap menjaga 3 pilar ketahanan pangan nasional yakni pilar ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilisasi," katanya.