PT Pupuk Indonesia (Persero) sebagai perusahaan holding dari produsen pupuk nasional berhasil lampaui target produksi di kuartal I tahun 2019. Produksi perusahaan tercatat mencapai 2.664.924 ton untuk seluruh jenis pupuk antara lain Urea, NPK, ZA, SP-36 dan produk lainnya, melampaui target yang ditetapkan sebesar 2.469.500 ton.
Berdasarkan keterangan resmi perusahaan, Senin (6/5), besaran produksi Pupuk Indonesia sepanjang kuartal I 2019 ini telah mencapai 22.9% dari total target produksi sepanjang tahun 2019 yaitu sebanyak 11.625.000 ton.
“Jumlah produksi di kuartal pertama tahun ini terbilang cukup positif. Artinya pabrik yang kita miliki ini handal dan beroperasi optimal dengan rate yang cukup tinggi,” kata Kepala Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia Wijaya Laksana.
Kenaikan produksi pupuk ini dipandang Wijaya akan mampu memenuhi kebutuhan petani, terutama di sektor subsidi, yakni sebesar 8,8 juta ton tahun 2019. Prioritas Pupuk Indonesia berikutnya adalah, pemenuhan kebutuhan pupuk untuk sektor pangan dan kemudian sektor kemersial lainnya.
(Baca: Program Serasi, Solusi Pangan )
Ia menambahkan, kenaikan produksi yang tinggi ini tetap dibarengi dengan upaya efisiensi, terutama untuk produk pupuk Urea dan Amoniak, yang membutuhkan konsumsi gas cukup besar. Tercatat, hingga Maret 2019 konsumsi gas untuk produksi urea adalah sebesar 28,19 MMBTU/Ton dari target penggunaan gas sebesar 29,07 MMBTU/Ton.
"Kami tetap upayakan efisiensi penggunaan gas dengan menjaga performa pabrik-pabrik pupuk kami sepanjang kuartal I tahun 2019," terang Wijaya.
Sebagai informasi, total kapasitas produksi Pupuk Indonesia hingga kini tercatat mencapai 13.752.500 ton untuk produk pupuk dan 8.694.500 ton untuk produk non pupuk.