Produsen sepatu Ardiles, PT Wangta Agung menandatangani kontrak dagang senilai US$ 5 juta atau sekitar Rp 70 miliar dengan perusahaan Australia, Urban Footwear Pty Ltd. Hanya, sepatu yang diekspor nantinya akan dijual dengan merek dagang Australia.
Kontrak kerja sama ini akan berlaku selama lima tahun. Penandatanganan kontrak kerja sama dilakukan Direktur PT Wangta Agung, Lai Hermanto dan Managing Director Urban Footwear Pty Ltd, Nik Gauganovski.
"Pemerintah Indonesia sangat mendukung pelaku usaha nasional untuk melakukan penetrasi dan perluasan pasar ke negara lain, khususnya Australia,” kata Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Sydney Agung Haris Setiawan melalui siaran pers, Selasa (5/3).
(Baca: Payless Diisukan Bangkrut, MAP Tetap Buka 18 Gerai Hingga Akhir Tahun)
Urban Footwear Pty Ltd merupakan produsen sekaligus importir sepatu di New South Wales, Australia. Perusahaan ini memasok sepatu kelas menengah ke seluruh Australia, Selandia Baru, dan negara-negara Kepulauan Pasifik.
PT Wangta Agung mengekspor sepatu ke Australia melalui sistem produk Original Equipment Manufacturer (OEM). Dengan sistem OEM, PT Wangta Agung memasok produk dengan menggunakan merek dagang perusahaan yang bekerja sama dengan Urban Footwear Pty. Ltd.
"Sistem ekspor ini diharapkan dapat menjadi pintu masuk bagi PT Wangta Agung sebagai pemilik merek alas kaki Ardiles menuju ke pasar Australia, Selandia Baru, dan negara-negara Kepulauan Pasifik," kata Agung.
Konsul Jenderal Republik Indonesia (Konjen RI) Sydney Heru Hertanto Subolo menambahkan, ITPC Sydney dan Konjen RI Sydney akan selalu membantu kedua perusahaan dalam melakukan ekspor dan impor. "Diharapkan dalam lima tahun ke depan, nilai kontrak antara kedua perusahaan dapat meningkat seiring dengan semakin banyaknya permintaan pasar Australia untuk produk sepatu buatan Indonesia," ujarnya.
(Baca: Mendag Lobi Pengusaha AS untuk Pertahankan Pemberian Insentif Tarif)
Berdasarkan data statistik yang sudah diolah Kementerian Perdagangan, ekspor alas kaki periode Januari─September 2018 senilai US$ 70 juta. Angka tersebut naik 8,58% dibandingkan periode yang sama tahun 2017 yang senilai US$ 64 juta.