Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP51) menyebut Tiongkok dan Uni Eropa menjadi pasar yang menjanjikan bagi peningkatan ekspor udang Indonesia. Keduanya masih berkontribusi kecil terhadap ekspor udang dalam negeri, meski permintaannya cukup besar.
Ketua Umum AP51 Budhi Wibowo menyebutkan Amerika Serikat masih menempati urutan pertama sebagai negara penyumbang ekspor udang terbesar Indonesia yakni sebanyak 129.900 ton (65,78%). Sedangkan ke Tiongkok baru mencapai 6.700 ton (3,39%) dan Uni Eropa 8.300 ton (4,2%).
"Tiongkok sebelumnya produsen udang terbesar dunia, sekarang impornya bisa 400 ribu ton. Tetapi udang Indonesia yang masuk ke Tiongkok baru 2%. Tahun ini kita harus serius untuk ekspor ke sana," kata Budhi pada diskusi Outlook Perikanan 2019 di Jakarta, Kamis (28/2).
(Baca: Meningkat 8%, Ekspor Produk Perikanan 2018 Diprediksi Rp 68,9 Triliun)
Saat ini, Tiongkok mengimpor udang sebesar 400.000 ton per tahun, namun kontribusi udang impor dari Indonesia baru sekitar 2% atau 7.000 ton.
Sementara itu, total impor udang Uni Eropa mencapai 650.000 ton. Komoditas tersebut didatangkan paling banyak dari Ekuador (15,4%), India (8,6%), Vietnam (8%) dan Greendland (8%). Sedangkan Indonesia baru menyumbang 1,2%.
"Dengan pasar Uni Eropa 650.000 ton, ini menjanjikan dan masih bisa ditingkatkan lagi, apalagi Indonesia akan menandatangani perjanjian perdagangan bebas EU-FTA, sehingga nanti akan bebas bea masuk," katanya.
Budhi memaparkan bahwa memang pasar ekspor terbesar untuk udang adalah Amerika Serikat, namun Indonesia perlu waspada dengan India yang kini memiliki industri pengolahan udang yang semakin berkembang.
Ekspor udang India ke AS pada 2017 tercatat meningkat 46% karena India kini merambah pasar yang sama dengan Indonesia, yakni pada produk yang sudah dikupas (peel product). Oleh karena itu, Indonesia perlu memperbesar pasar dan meningkatkan nilai tambah produk ekspornya dari India.
(Baca: RI Incar Investasi Jepang di Sektor Perikanan Rp 1 Triliun)
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat pada 2018, kinerja ekspor sepanjang 2018 naik 4,6% menjadi 1,12 juta ton dari tahun 2017 sebesar 1,07 juta ton.
Amerika Serikat (AS) masih menjadi negara utama tujuan ekspor hasil laut. Dari lima komoditas utama hasil laut, yakni udang, tuna, rajungan-kepiting, cumi-sotong-gurita, dan rumput laut, AS menempati peringkat pertama importir terbesar.
Komoditas tersebut, yaitu udang (66%), tuna (30,5%), dan rajungan-kepiting (75,11 %). Ada pun Tiongkok menjadi importir terbesar untuk komoditas cumi (39%) dan rumput laut (65%)