Penjual kopi di Lampung menyatakan jenis robusta lebih digemari konsumen setempat maupun dari luar provinsi. Biji kopi robusta sangrai maupun bubuk banyak dicari, salah satu pertimbangan adalah harga yang kompetitif dibandingkan dengan jenis lain.
Harga kopi arabika dari wilayah lain semisal Aceh, Sumatra Utara, Jawa Tengah, Bali, dan Sulawesi antara Rp 47.500 - Rp 52.000 per kemasan 200 gram. Tapi, biji sangrai robusta Lampung dibanderol Rp 15.000 per kemasan 200 gram.
Nita selaku penjual kopi di Teluk Betung Selatan, Bandarlampung menuturkan bahwa selain karena harga lebih murah, kualitas robusta Lampung juga terbilang baik. "Sehingga banyak masyarakat memilih kopi Lampung," kata dia. (Baca juga: Enam Cara Seduh Kopi Khas Orang Indonesia)
Toko yang dikelola Nita hanya menjual kopi robusta dalam bentuk biji pascasangrai maupun bubuk. Kopi bubuk dibedakan menjadi dua tipe, yaitu gilingan kasar dan halus. "Bubuk yang kasar paling laris di sini, soalnya kopi bubuk halus masih tergolong baru," ujarnya.
Kopi robusta bubuk kasar dijual Rp 60.000 per kilogram, sedangkan yang halus Rp 64.000 per kilogram. Pilihan kemasan membuat banderol harga berbeda, biasanya bungkus berbahan kertas lebih murah daripada aluminium foil.
Sementara itu, biji kopi robusta yang sudah disangrai dijual Rp 75.000 per kilogram, sedangkan kemasan 200 gram dibanderol Rp 15.000 per bungkus. Suplai kopi berasal dari Talang Padang, Kabupaten Tanggamus, Lampung. (Baca juga: Gaet Milenial, Pariwisata Perlu Gencarkan Promosi Via Internet)
Senada, pengusaha toko oleh-oleh khas Lampung menyatakan, kopi termasuk produk terlaris selain keripik pisang. Harga yang relatif lebih murah diakui sebagai salah satu daya tarik bagi pembeli.
"Produk kopi Lampung ada banyak. Harganya termasuk murah karena daerah asalnya memang dari Lampung," ujar Deva, karyawan salah satu toko oleh-oleh. Kopi termahal yang dijual di tempatnya adalah luwak seharga Rp 117.000 per bungkus 100 gram.