Jokowi Akan Gelar Rapat Perpres Kendaraan Listrik Hari Ini

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kanan) mencoba kendaraan listrik Mitsubishi Outlander PHEV usai serah terima di Jakarta, Senin (26/2). Mitsubishi Motors memberikan delapan mobil listrik Mitsubishi Outlander PHEV dan dua i-MiEV serta empat unit quick charger kepada pemerintah Indonesia sebagai bagian dari studi bersama pengembangan infrastruktur kendaraan listrik di Indonesia.
14/1/2019, 12.51 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menggelar rapat terbatas untuk membahas Rancangan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Kendaraan Bermotor Listrik siang ini. Perpres tersebut penting untuk menjadi payung hukum pengembangan dan produksi kendaraan bermotor listrik di Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, rancangan Perpres telah difinalkan dari pihaknya. Meski enggan membeberkan apa saja substansi rancangan aturan tersebut, Luhut memastikan pandangan yang ada di beberapa kementerian, seperti Kementerian Perindustrian dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah disatukan. "Tinggal keputusan oleh Presiden," kata Luhut saat menggelar Coffee Morning dengan awak media massa di kantornya, Jakarta, Senin (14/1).

Luhut mengatakan Perpres ini penting, apalagi Indonesia sedang mengembangkan pabrik baterai lithium yang besar. Salah satunya di Morowali, Sulawesi Tengah sebagai penghasil nikel yang jadi bahan baku baterai lithium.

Pabrik tersebut dibangun dengan investasi US$ 700 juta atau sekitar Rp 9,8 triliun. Investasi tersebut dikucurkan oleh konsorsium GEM Co Ltd sebesar 36%, Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) sebesar 25%, Tsingshan Group sebesar 21%, Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) sebesar 10%, dan Hanwa dari Jepang dengan porsi 8%. "Mimpi saya ini men jadi pabrik lithium terbesar di dunia," kata Luhut.

Dia juga mengatakan, di sisi hilir saat ini sepeda motor Garansindo Electric Scooter ITS (Gesits) juga siap dikembangkan di pabrik milik PT Wijaya Karya Tbk (Persero). Luhut mengatakan, ke depannya kendala pengembangan kendaraan listrik akan selalu ada, namun hal tersebut akan menjadi pembelajaran bagi Indonesia. "Kalau (nanti) kurang-kurang di awal akan kami perbaiki," ujar dia.

(Baca: Tiga Poin Utama Rancangan Peraturan Presiden Soal Kendaraan Listrik)

Jokowi menjelang akhir tahun lalu meminta pabrikan otomotif Jepang, Toyota, menambah investasi dan mengembangkan mobil listrik di Indonesia. Apalagi pemerintah sedang mempersiapkan peta jalan pengembangan mobil listrik. "Kami harap mulai bergerak lagi ke mobil listrik," kata Jokowi, September lalu.

Sementara itu, Hyundai yang merupakan produsen otomotif terbesar kelima di dunia telah menyatakan minatnya untuk membangun pabrik mobil listrik dengan kapasitas 250 ribu unit. Menurut Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian Harjanto, raksasa otomotif asal Korea Selatan itu akan menanamkan modal Rp 12 triliun untuk produksi kendaraan listrik. Sekitar 53% dari produksi kendaraan listrik tersebut akan diekspor ke Asia Tenggara dan Australia sedangkan sisanya akan dipasok untuk pasar domestik.

(Baca: Langkah Awal Indonesia Jadi Produsen Mobil Listrik)