Konsultan Properti Sebut Bisnis Retail Tumbuh Ditopang Mal Baru

Arief Kamaludin | Katadata
Sejumlah pembeli berbelanja di Pasar Swalayan Tip Top, Jakarta, Senin, (21/07). Jelang Iedul Fitri 1435 H, masyarakat menyerbu pusat perbelanjaan untuk mendapatkan potongan harga untuk produk-produk retail.
Penulis: Dini Hariyanti
10/1/2019, 05.00 WIB

Konsultan properti Colliers International Indonesia menyatakan, bisnis retail belum tergeser tren belanja menggunakan platform digital (online shopping). Alasannya, pada tahun ini kembali hadir pusat belanja atau mal baru.

Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto mengatakan, akan beroperasi tiga pusat belanja baru di DKI Jakarta dan tiga lainnya di Bodetabek. Ini akan memasok 7,5 juta meter persegi sehingga mendorong pertumbuhan pasar retail.

"Dengan demikian, total tambahan pasok 2019 sampai dengan 2021 mencapai 600 ribu meter persegi, 70 persennya ada di Jakarta," ujar dia, di Jakarta, Rabu (9/1). (Baca juga: Javara Kaji Peluang Ekspansi Gerai Retail ke Tiga Negara)

Mal atau pusat belanja tetap dibutuhkan masyarakat karena memberikan pengalaman (customerexperience) berbeda dibandingkan dengan belanja secara daring. Masyarakat cenderung menjadikan mal sebagai tempat berkumpul termasuk untuk urusan bisnis.

Tahun lalu mal didominasi penyewa makanan dan minuman. Pada 2019, imbuh Ferry, sebagian besar penyewa pusat belanja bergerak di bidang kuliner, fesyen, dan kecantikan. "Yang masih akan terus (baik prospeknya) adalah toko perlengkapan rumah tangga," ucapnya.

Halaman:
Reporter: Antara