Faisal Basri Soroti Besarnya Data Impor Gula Jelang Pemilu

ANTARA FOTO/Umarul Faruq
Para pekerja menata gula hasil penyerapan di Gudang Bulog Divre Jatim, Sidoarjo, Jawa Timur, 20 April 2017.
Penulis: Michael Reily
Editor: Ekarina
9/1/2019, 11.42 WIB

Ekonom Senior  Universitas Indonesia,  Faisal Basri menyoroti keputusan impor gula yang ditetapkan pemerintah jelang Pemilihan Umum (Pemilu) tahun ini. Indonesia disebut sebagai negara pengimpor gula terbesar dunia periode 2017-2018 dengan volume sebesar 4,45 juta ton, berdasarkan data Statista.

Selain Indonesia, Statista mencatat Tiongkok sebagai negara pengimpor gula terbesar kedua dengan volume 4,2 juta ton diikuti Amerika Serikat di posisi ketiga dengan volume impor 3,11 juta ton.

Adapun tujuh negara lain yang juga tercatat sebagai pengimpor gula terbesar dunia versi Statista rata-rata memiliki volume impor di bawah 3 juta ton. Ketujuh negara itu adalah Uni Emirate Arab, Bangladesh, Algeria, Malaysia, Nigeria, Korea Selatan, dan Arab Saudi.

(Baca: Pemerintah Hitung Kebutuhan 2019, Ini Proyeksi Jumlah Impor Pangan)

Dengan besarnya volume gula Indonesia, Faisal pun minta pemerintah mewaspadai praktik pemburu rente yang dikhawatirkan dapat memperburuk defisit neraca perdagangan. "Praktik rente yang gila-gilaan seperti ini berkontribusi memperburuk defisit neraca perdagangan," cuitnya di Twitter, Rabu (9/1).

Dia bahkan menyebut segala upaya telah  dilakukan pemerintah dalam memperbaiki neraca dagang, kecuali memberantas pemburu rente. 

Halaman: