Pemerintah Berencana Impor 256 Ribu Ton Daging Sapi Tahun Depan

Agung Samosir|KATADATA
Seorang pedagang tengah menimbang daging sapi di pasar.
28/12/2018, 15.45 WIB

Pemerintah berencana memgimpor 256 ribu ton daging sapi guna memenuhi kebutuhan konsumsi daging pada tahun depan. Pertimbangannya, total kebutuhan daging mencapai 686 ribu ton sedangkan produksinya diproyeksikan hanya 429 ribu ton.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi, mengatakan usulan ini datang dari rapat koordinasi teknis antar kementerian. Impor rencananya terdiri dari daging beku hingga sapi bakalan. "Karena kebutuhan daging sapi nasional disepakati 2,56 kilogram per tahun," kata Agung usai diskusi di Kementan, Jakarta, Jumat (28/12).

Agung juga mengatakan, angka perkiraan kebutuhan daging ini berasal dari perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS). Namun, rencana impor ini baru usulan awal saja mengingat hal ini perlu diputuskan dalam rapat koordinasi terbatas. "Kalau rakortas sudah (keputusan) menteri," kata dia.

Dalam rakortas di Kementerian Koordinator Perekonomian pada 19 Desember lalu, pemerintah mengkaji dan menghitung kebutuhan pangan untuk menentukan impor komoditas strategis pada 2019. Hasilnya, sejumlah komoditas pangan seperti gula, garam, dan daging kemungkinan akan tetap diimpor, kendati sebagian jumlahnya diperkirakan lebih sedikit.

"Intinya stok pangan bisa dijaga sampai akhir tahun 2019 dalam jumlah yang cukup," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, di Jakarta, Rabu (19/12). Pada waktu itu, rakortas belum menentukan kebutuhan impor daging sapi.

Sementara itu, untuk impor daging kerbau tahun depan pemerintah mengalokasikan kuota impor sebesar 100 ribu ton. Jumlah itu sama dengan alokasi impor 2018. "Impor daging kerbau volumenya sama dengan India, tetapi realisasi tahun ini baru 80 ribu ton," ujarnya.

(Baca: Pemangkasan Rantai Distribusi Bisa Tekan Harga Jual Daging Sapi)

Pasokan Natal dan Tahun Baru

Sebelumnya, Kementan menjamin pasokan daging ayam, daging sapi, dan telur aman menjelang Natal dan tahun baru 2019. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita, menyatakan berdasarkan perhitungan kebutuhan dan ketersediaan daging sapi, daging ayam, dan telur ayam ras dalam kondisi surplus. “Kondisinya sangat aman menjelang Natal dan tahun baru,” kata Diarmita, Kamis (22/11).

Kementan mencatat, produksi daging ayam diprediksi surplus sebanyak 466.445 ton dengan rataan per bulan sebanyak 38.870 ton. Hal itu dihitung berdasarkan potensi produksi daging ayam tahun 2018 sebanyak 3,51 juta ton, dibandingkan proyeksi kebutuhannya sebesar 3,05 juta ton.

Sementara ketersediaan dan kebutuhan daging sapi dan kerbau, Kementan juga memperkirakan terdapat surplus sebanyak 11.219 ton dengan prediksi kebutuhan nasional sebanyak 55.305 ton dipenuhi oleh produksi sapi lokal 35.845 ton dan impor daging sekitar 30.679 ton.

Kementan memastikan ketersediaan daging sapi atau kerbau mencukupi, meski sebagian harus dipenuhi dari impor. Komponen impornya itu antara lain berasal dari sapi bakalan sebanyak 18.217 ton atau setara 91.543 ekor sapi dan impor daging sapi atau kerbau sebanyak 12.462 ton.

Sementara untuk telur, Kementan juga mengitung terdapat potensi surplus telur sebanyak 795.071 ton atau rata-rata 66.256 ton per bulan. Potensi produksi telur tahun 2018 sebanyak 2.561.481 ton, atau dengan rerata produksi per bulan sebanyak 213.457 ton. Sedangkan proyeksi kebutuhan telur tahun 2018 sebanyak 1,76 juta ton atau dengan rerata bulanan sebanyak 147.201 ton.

(Baca: Harga Sejumlah Pangan Mulai Naik Menjelang Natal dan Tahun Baru)

Reporter: Ameidyo Daud Nasution