Pangsa Pasar Terus Tertekan, Samsung Tutup Pabrik Ponsel di Tiongkok

KATADATA/
Logo perusahaan elektronik asal Korea Selatan, Samsung Elektronic.
Penulis: Ekarina
14/12/2018, 05.00 WIB

Produsen ponsel pintar asal Korea Selatan Samsung Electronic belum lama ini mengumumkan menghentikan operasional di salah satu pabrik perusahaan di Tianjin, Tiongkok. Penutupan ini disinyalir karena faktor persaingan usaha dengan pemain lokal yang biaya produksinya lebih rendah sehingga menyebabkan penjualan Samsung turun akibat kompetisi ketat.

Melansir laman Reuters, pangsa pasar produk Samsung menyusut menjadi 1% pada kuartal pertama tahun ini, kalah dari merek asli Tiongkok seperti Huawei. Padahal, menurut perusahaan riset pasar Counterpoint, Samsung sempat menggenggam 15% pangsa pasar pada pertengahan 2013.

(Baca: Dampak Perang Dagang, Produsen Korea dan Tiongkok Lirik Indonesia)

"Sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan efisiensi di fasilitas produksi, kami tiba pada keputusan sulit untuk menghentikan operasi Tianjin Samsung Electronics Telecommunication," kata Samsung dalam sebuah pernyataannnya, seperti yang dikutip  dari Reuters, Kamis (13/12).

Pabrik yang saat ini mempekerjakan sekitar 2.600 orang tersebut dijadwalkan resmi ditutup pada akhir tahun ini. Samsung akan menawarkan paket kompensasi kepada karyawannya ataupun memberikan kesempatan untuk memindahkan pekerjanya ke fasilitas produksi perusahaan lainnya. Seperti pada pabrik ponsel lain yanga masih tetap dipertahankan Samsung di Huizhou, provinsi Guangdong.

Perusahaan, juga sebelumnya diketahui telah berfokus membangun pabrik yang memproduksi ponsel di negara-negara berbiaya rendah seperti Vietnam dan India. Menurut surat kabar Korea Selatan, Electronic Times, dua pabrik Samsung di Vietnam digabungkan menghasilkan 240 juta unit ponsel per tahun. Sedangkan pabrik Samsung Tianjin disebut memproduksi 36 juta ponsel per tahun dan pabrik Huizhou menghasilkan 72 juta unit pertahun.

(Baca: Berkah Perang Dagang, Perakit iPhone akan Pindahkan Pabrik ke Batam)

“Samsung tidak perlu tinggal di Tiongkok karena meningkatnya biaya tenaga kerja dan pangsa pasar Tiongkok yang kini sudah hampir tidak ada. Mereka akan lebih baik ke India dan Vietnam,” kata Analis Senior di Hyundai Motor Securities, Greg Roh.

Meski demikian, Tiongkok masih dianggap sebagai pasar yang penting bagi Samsung. Karenanya, perusahaan tetap berkomitmen mendorong pertumbuhan industri komponen elektronik di negeri Tirai Bambu.