Rupiah Melemah, Harga Kedelai Ditargetkan Tetap Stabil

Antara Foto / Raisan Al Farisi
Seorang pekerja sedang melakukan proses pembuatan tempe. Tingginya nilai tukar dolar berpotensi menyebabkan harga kedelai sebagai bahan baku tempe naik.
Penulis: Michael Reily
Editor: Ekarina
6/9/2018, 16.00 WIB

Pemerintah berupaya menjaga stabilitas harga kedelai sebagai salah satu bahan baku utama pembuatan tahu dan tempe. Pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) retan mempengaruhi harga kedelai karena sebagian besar komoditas tersebut masih diperoleh dari impor.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan akan terus melakukan pendekatan kepada importir dan distributor kedelai. “Kami sudah meminta mereka untuk tidak menaikkan harga,” kata Enggar di Jakarta, Kamis (5/9).

Enggar menjelaskan harga kedelai di AS terpengaruh dua faktor. Pertama, nilai tukar dolar AS yang semakin menguat sehingga harganya semakin mahal. Kedua, penurunan harga karena permintaan pasar global terhadap kedelai yang berkurang.

(Baca : Bulog akan Bangun 7 Gudang Kedelai Kapasitas 24.500 Ton)

Dia menuturkan, perang dagang antara AS terhadap banyak negara membuat stok kedelai di AS cukup tinggi. “Perang dagang memberi sedikit memberi keuntungan,” ujar Enggar.

Halaman:
Reporter: Michael Reily