Pemerintah Indonesia jajaki potensi kemitraan strategis sektor penerbangan dengan perusahaan asal Amerika Serikat (AS), The Boeing Company. Potensi kemitraan tersebut salah satunya berupa penggembangan bahan bakar biofuel berbasis minyak kelapa sawit (bioavtur) sebagai bahan bakar pesawat.
“Boeing bersama pelaku usaha Indonesia dapat bekerja sama mengembangkan bioavtur berbasis minyak kelapa sawit sebagai bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan,” kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (25/7).
Penyataan itu disampaikan Enggar dalam pertemuannya dengan Vice President of International Government Relation Boeing, Mark Lippert di sela kunjungan kerja di Washington D.C, AS.
(Baca : Siasat Lion Air Memborong Pesawat untuk Menghambat Pesaing)
Pihaknya juga memfasilitasi pertemuan Boeing dengan pengusaha dari Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (Aprobi). Sebab, produksi biofuel Indonesia saat ini sudah mampu menembus pasar global.
Menurut catatan Aprobi, ekspor biofuel tahun ini diprediksi bisa mencapai 800 kiloliter seiring dengan potensi pasar Tiongkok dan dibukanya kembali akses ke Uni-Eropa pasca-keputusan World Trade Organization (WTO).
Selain bioavtur, Enggar juga menyebut potensi kerja sama lain yang bisa dikembangkan antara Indonesia-AS di sektor penerbangan yaitu di bisnis suku cadang pesawat dan jasa perawatan, perbaikan, dan overhaul (maintenance, repair, overhaul/MRO). Dengan begitu diharapkan Indonesia juga bisa menjadi hub pelayanan MRO di kawasan Asia Tenggara bagi Boeing.
(Baca juga : Ekspor Biodiesel Tahun Ini Diprediksi Mencapai 800 Ribu Kiloliter)
“Kami mengajak Boeing agar bisa menjadikan Indonesia tak sekedar sebagai pasar, tetapi suply dapat bersama-sama menjadi bagian dari strategi masa depan yang saling menguntungkan,” ujarnya.
Boeing masuk di Indonesia sejak tahun 1949. Permintaan pesawat Boeing terus meningkat seiring dengan semakin berkembangnya jalur penerbangan Indonesia baik domestik maupun internasional. Salah satu maskapai penerbangan Indonesia pada 2012 juga telah melakukan pembelian pesawat sekaligus menjadi pembelian terbesar sepanjang sejarah Boeing kala itu.