Pemerintah berencana meningkatkan kapasitas Cargo Village atau kawasan khusus kargo di Bandara Soekarno-Hatta hingga lebih dari dua kali lipat dan menghubungkan langsung ke jalan tol. Ini merupakan salah satu upaya untuk menekan biaya logistik.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan kapasitas Cargo Village akan ditingkatkan dari 600 ribu ton menjadi 1,5 juta ton. Kawasan ini juga akan diintegrasikan dengan jalan Tol Kunciran – Cengkareng yang sedang dibangun.
"Kami mau buat efisiensi logistik. Ini kerja sama antara Angkasa Pura II dengan Jasa Marga, untuk automasi, sehingga semua aktivitas di bandara menjadi efisien," kata Luhut usai rapat tertutup di kantornya, Jakarta, Jumat (20/7). (Baca: Luhut Sebut Pelabuhan Patimban Kurangi Kepadatan Lalu Lintas Jakarta)
Jasa Marga tengah membangun jalan tol rute tersebut melalui anak usahanya yaitu PT Jasa Marga Kunciran-Cengkareng. Angkutan kargo dari dan ke Bandara Soekarno-Hatta akan langsung masuk ke tol ini, sehingga tidak mengganggu lalu lintas lain.
Rapat tersebut digelar, karena Luhut ingin mengetahui penyebab proyek ini tak kunjung rampung. Direktur Bandar Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Polana Banguningsih Pramesti yang hadir dalam rapat itu, memberitahu alasan tersendatnya pembangunan kawasan khusus kargo ini.
"Sebenernya selain Cargo Village-nya sendiri, ada aksesibilitas yang belum selesai, yang belum diputuskan antara Angkasa Pura II, Jasa Marga, sama anak perusahaannya," kata Polana.
(Baca: AirAsia Ajukan Minat Bangun Terminal 4 Bandara Soekarno-Hatta)
Polana mengatakan pembangunan Cargo Village ini awalnya ditargetkan mulai bisa dioperasikan pada tahun depan. Namun, karena ada beberapa masalah yang belum tuntas, dia memprediksi targetnya akan sedikit meleset.
Saat ini pembangunan apron atau tempat parkir pesawat kargo sudah rampung. Sementara pembangunan terminal kargonya, diperkirakan tidak akan memakan waktu yang lama. Hanya, sekarang masih ada sedikit masalah yaitu akses jalan. Pemerintah Kota Tangerang tidak ingin jalan yang sudah ada di wilayahnya terganggu dengan angkutan logistik.
Permasalahn jalan akses tersebut, juga menjadi salah satu hal yang membuat membuat AP II harus bekerja sama dengan Jasa Marga Kunciran-Cengkareng. Untuk lahan yang dibutuhkan, Polana memastikan sudah tidak ada masalah dan siap dibangun.
"Untuk itu, mudah-mudahan 2019. Makanya Pak Menteri minta ada percepatan, terutama terkait aksesnya itu," Ujar Polana.
(Baca: Kementerian PUPR Targetkan Integrasi Tarif Tol JORR Bulan Ini)