Pemerintah tengah berupaya mengubah skema bantuan untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari Beras Sejahtera (Rastra) menjadi Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT). Kementerian Sosial menargetkan hingga Juli 2018 terdapat sekitar 5,2 juta KPM dari total 15,5 juta keluarga yang membutuhkan bantuan pangan .
Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin Kementerian Sosial Andi Dulung menjelaskan jumlah KPM penerima BPNT per Juni 2018 telah mencapai 4,2 juta keluarga. “Bulan depan target tambahannya 1 juta KPM sehingga ada 5,2 juta keluarga penerima BPNT,” kata Andi di Jakarta, Selasa (26/6).
Andi masih optimistis target penerima BPNT hingga akhir tahun bisa mencapai 10 juta KPM. Sehingga, porsi penerima bantuan Rastra hanya sebesar 5,5 juta KPM, sejalan dengan target awal sebagaimana yang telah ditetapkan pemerintah sejak tahun lalu.
Meski demikian, dia mengakui target 10 juta KPM penerima BPNT sempat meleset dari target yang diperhitungkan.
(Baca : Bantuan Nontunai Meleset, Pemerintah Kembali ke Beras Rastra Bulog)
Berdasarkan prediksi awal pemerintah, tambahan 3,3 juta KPM menjadi 7,2 juta keluarga seharusnya bisa terealisasi pada Maret 2018. Sehingga secara keseluruhan total 10 juta KPM bisa tercapai pada Agustus 2018. Namun dengan kondisi yang ada, target KPM pun akhirnya bergeser menjadi sekitar akhir tahun.
“Karena ada masa kritis sehingga beberapa bulan terjadi perubahan,” ujar Andi.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik, Perum Bulog, Tri Wahyudi Saleh menjelaskan Rastra tetap akan disalurkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dia juga memastikan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebagai Rastra yang ada di gudang Bulog cukup hingga perhitungan akhir tahun.
Saat ini, stok beras yang ada di gudang Bulog sebanyak 1,6 juta ton. Tri pun optimistis program BPNT pemerintah akan berjalan sesuai rencana. “Datanya sudah tersedia,” katanya.
Sementara itu, Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Negara Indonesia (BNI) Adi Sulistyowati mengungkapkan Himpunan Bank Rakyat (Himbara) akan mendukung penyaluran bantuan sosial pemerintah. Penyerapan bantuan kepada penerima pada tahap pertama dan kedua tahun 2018 masing-masing mencapai 99% dan 96%. Penerima bantuan mencapai 9,6 juta keluarga.
Untuk BPNT, dia menjelaskan penyaluran Januari- Maret 2018 telah mencapai sebesar 95%. Sementara per April-Juni 2018 penyerapannya baru sekitar 75%. “Akan kami segera selesaikan karena terkendala Lebaran,” ujarnya.
Himbara saat ini tercatat memiliki 48 ribu agen penyalur bantuan sosial. Dia mengatakan akan melakukan perluasan jaringan dengan fokus di wilayah timur Indonesia agar lebih mudah dijangkau.
Himbara juga akan menyiapkan pengembangan sistem untuk transaksi yang minim jaringan internet sebagai pendataan. “Kami siapkan mesin elektronik edisi offline untuk wilayah yang tidak ada jaringan,” katanya.