Pemerintah sedang menyiapkan dua skema pendanaan untuk pembangunan proyek rel kereta layang melingkar (loop line) Jakarta. Pembiayaan yang digunakan adalah pinjaman komersial serta jaminan pemerintah dalam bentuk pembayaran secara berkala atau availability payment.
Pola pembiayaan kombinasi pada proyek kereta pernah digunakan dalam pembangunan rel Makassar - Pare-pare. Untuk rel kereta pertama Sulawesi tersebut, pemerintah menggunakan tiga skema yakni avalilability payment, pinjaman komersial, hingga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) murni.
Hal yang sama sedang dikaji untuk proyek loop line Jakarta. “Nanti saya dan DKI Jakarta membuat studi dan dikoordinasikan dengan Kementerian Keuangan,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Istana Kepresidenam, Jakarta, Rabu (16/5). (Baca: Tiga Investor Lokal Minati Proyek Jalur Kereta Layang Lingkar Jakarta).
Saat ini ada tiga perusahaan yang siap membuat joint venture yakni PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama, PT Adhi Karya, serta PT Wijaya Karya sebagai pemrakarsa. Namun dia juga membuka investor lain untuk masuk menggarap proyek infrastruktir ini. Bahkan, menurut Budi Karya, banyak investor yang berminat kalau nilai komersialnya tercapai.
(Baca pula: Jalur Kereta Layang Lingkar Jakarta Rp 15 Triliun Segera Dibangun).
Dia menargetkan proyek senilai Rp 10 triliun ini mulai dibangun akhir 2019 mendatang. Berdasakan usulan kajian yang sudah lama dilakukan, rutenya akan menghubungkan Stasiun Senen, Kemayoran, Kota, hingga Tanah Abang. “Perlu delapan bulan sampai setahun untuk (menentukan) pemenang lelang,” kata dia.
Sedangkan Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Bambang Prihartono menjelaskan pihaknya masih mengurus administrasi proyek tersebut. Misalnya, memasukkan loop line Jakarta dalam blue book atau daftar proyek kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) yang diterbitkan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
Bambang menargetkan paling tidak hingga akhir tahun ini penyelesaian skema pembiayaan (financial close) proyek kereta ini dapat dilakukan. Rencana ini juga akan disampaikan ke Kementerian Keuangan. (Lihat pula: Atasi Macet dan Kecelakaan, KRL Akan Pakai Sistem Loop Line).
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, proses Detail Engineering Design (DED) atau perencanaan fisik proyek kereta ini akan dimulai. Saat itu, dia menghitung biaya pembangunannya diperkirakan Rp 12 hingga 15 triliun.