Penyerapan beras oleh Perum Bulog mulai melambat seiring dengan masih tingginya harga gabah dan beras di tingkat petani. Bulog juga semakin kesulitan karena fleksibilitas harga sebesar 20% dari Harga Pembelian Pemerintah (HPP) saat ini sudah kembali menjadi 10%.
Direktur Pengadaan Bulog Andrianto Wahyu Adi mengatakan pihaknya tengah terkendala dalam menjaga kualitas penyerapan sesuai Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2015 dengan HPP ditambah fleksibilitas 10%.
Inpres 5 Tahun 2015 menetapkan HPP beras sebesar Rp 7.300 per kilogram. Dengan fleksibilitas 20% harga beli Bulog di tingkat petani menjadi Rp 8.760 per kilogram. Sedangkan dengan fleksibiltas 10%, maka harganya turun jadi Rp 8.030 per kilogram.
Andrianto menyebutkan, fleksibilitas dari HPP sebesar 20% meningkatkan kemampuan serap Bulog jadi sekitar 20 ribu ton sampai 22 ribu ton per hari. Sementara fleksibilitas 10%, Bulog hanya bisa membeli beras sejumlah 13 ribu sampai 15 ribu ton per hari. “fleksibilitas sudah 10% sudah berlaku sejak 24 Maret,” ujarnya.