Kementerian Perhubungan menyatakan akan mengundang produsen Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes) atau mobil perdesaan untuk mengikuti serangkaian uji kendaraannya. Dengan begitu, produsen bisa mendapatkan Sertifikat Uji Tipe (SUT) agar bisa memproduksi produk mobil perdesaan secara massal.
Dalam acara Indonesia International Motor Show tadi pagi, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan mobil pedesaan saat ini siap diluncurkan dengan harga di bawah Rp 70 juta. Salah satu produsen yang siap adalah Astra dengan produknya yakni Wintor. Hanya saja saat ini sertifikat kelaikan masih perlu diurus dengan Kemenhub. (Baca: Wintor Sudah Masuk Pasar Ekspor)
Menanggapi hal ini, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiadi menyatakan akan segera mengundang pihak Astra untuk mengikuti uji kelaikan ini. Apalagi dia menyebut perakit mobil besar Indonesia tersebut sudah hafal dengan proses Sertifikat Uji Tipe agar dapat meluncur di jalan raya. "Nanti akan saya undang (mereka)," kata Budi kepada Katadata, Kamis (19/4).
Budi mengatakan proses pengujian ini sangat cepat, hanya memakan waktu 1 hingga 2 hari pada Balai Pengujian Kemenhub di Bekasi, Jawa Barat. Dalam uji kelaikan ini Kemenhub akan memeriksa segala macam kelengkapan komponen mobil perdesaan, seperti rem, klakson, hingga lampu, sesuai standar.
Apabila belum lulus, Kemenhub menjanjikan tidak akan mempersulit. Produsen bisa segera melengkapi kendaraan tersebut sesuai yang dipersyaratkan Kemenhub. Menurut Budi produsen kendaraan mobil biasanya sudah tahu aturan apa saja yang harus dilengkapi sebelum tes. Persetujuannya juga dilakukan secara online, jadi tidak akan lama.
(Baca: Gandeng Astra, Pemerintah Siap Produksi Mobil Desa Rp 100 Jutaan)
Airlangga menyatakan kementeriannya telah memfasilitasi lahirnya AMMDes, produk angkutan yang dirancang untuk meningkatkan perekonomian di pedesaan. “Kendaraan ini menyediakan dua fungsi sekaligus, yakni fungsi transportasi penumpang dan hasil pertanian dari desa ke kota serta sebagai alat produksi pada kegiatan ekonomi pedesaan di sektor perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan,” ujarnya saat membuka pameran Indonesia Internasional Motor Show (IIMS) di Jakarta, Kamis (19/4).
Dia berharap pengembangan AMMDes membuka peluang bagi pelaku industri nasional berinovasi dan mengembangkan penelitiannya. Terutama desain dan rekayasa otomotif yang memanfaatkan rantai pasok dari dalam negeri, serta mengutamakan peran industri kecil dan menengah (IKM).
Dalam pameran IIMS, Kemenperin memfasilitasi empat perusahaan dalam negeri, yaitu PT Kiat Mahesa Wintor Indonesia dengan pre-prototype KMW, PT Velasto Indonesia menampilkan konsep Wintor Kilimanjaro, CV Karya Hidup Sentosa dengan Quick Tractor, dan PT FIN Komodo Teknologi memamerkan FIN Komodo.
Meskipun tak menyebutkan volume produksi, Airlangga pada awal tahun menyatakan mobil pedesaan tipe perkebunan siap diproduksi skala industri. Saat ini mobil pedesaan tipe perkebunan telah digunakan di wilayah Sumatera. "Di Yogyakarta sudah full design oleh insinyur-insinyur Indonesia itu sendiri, demikian Astra Otoparts," kata Airlangga.