Pemerintah menargetkan perundingan Comprehensive Economics Partnership Agreement (CEPA) antara Indonesia dan European Free Trade Association (EFTA) selesai pada tahun ini. Pertemuan akan dilakukan lebih intensif guna mencapai target Indonesia khususnya di bidang kerjasama investasi dan pertukaran teknologi.
Perundingan putaran selanjutnya bakal dilakukan pada 23 April 2018 mendatang. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan Indonesia tengah mengejar peluang investasi dan teknologi dari negara anggota EFTA yakni Liechtenstein, Islandia, Norwegia, dan Swiss.
"Pertukaran teknologi akan menguntungkan Indonesia," kata Enggar di Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (18/4).
(Baca : Perundingan Dagang Indonesia-Australia Ditargetkan Rampung Agustus)
Dalam perundingan nanti, Indonesia akan diwakili oleh Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo. Jika ditemukan hambatan dalam perundingan, masalah tersebut akan diselesaikan dengan pertemuan antarmenteri.
Dalam perjanjian kerjasama ekonomi tersebut, Indonesia mendorong peningkatan kerjasama perdagangan dan investasi di sektor agrikultultur. Sementara EFTA akan mendorong kerjasama di sektor manufaktur.
Belum ada penawaran yang menarik dari kedua negara. "Meski begitu kedua pihak akan memperbaiki beberapa pos tarif, namun tidak keseluruhan,” ujar Imam.
Pada 2017, Indonesia mengalami surplus sebesar US$ 1,3 miliar dari perdagangan dengan EFTA .
(Baca juga: Pemerintah Ingin Australia Bebaskan Bea Masuk Tekstil)