Marak Kecelakaan Kerja, 3 BUMN Konstruksi Masih Cetak Laba Besar

Arief Kamaludin|KATADATA
Penulis: Ihya Ulum Aldin
26/3/2018, 21.59 WIB

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengapresiasi tiga perusahaan pelat merah sektor konstruksi yang sukses membukukan kinerja positif sepanjang tahun lalu. Ketiganya adalah PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Di tengah maraknya kecelakaan kerja yang kerap terjadi, kinerja keuangan BUMN karya tercatat sangat baik tahun lalu. Dalam laporan keuangan tercatat tiga BUMN karya ini sukses meraih pertumbuhan laba 18 persen hingga melebihi dua kali lipat laba tahun sebelumnya. Sementara pertumbuhan penjualannya sebesar 38 persen hingga 90 persen

Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan Kementerian BUMN Ahmad Bambang mengatakan hal ini merupakan upaya yang baik dari jajaran manajemen dan seluruh pekerja yang sudah mengembangkan perusahaan. "Sekaligus mewujudkan target pembangunan infrastruktur sebagai proyek strategis nasional," katanya seperti dalam keterangan resmi, Senin (26/03).

Dengan kinerja keuangan yang sangat baik ini, Ahmad Bambang mengingatkan pertumbuhan yang cepat dan tinggi harus diimbangi dengan kesiapan organisasi dan sistem pendukungnya. Kedua hal itu berujung pada kesiapan sumber daya manusia (SDM).

(Baca: Direksi Hingga Kepala Proyek 3 BUMN Karya Akan Dicopot)

Penataan manajemen QHSE (quality, health, safety & environment) mutlak diperlukan agar dapat segera diproses dan menjadi budaya kerja korporat yang baik. Aspek kualitas hasil kerja, keselamatan kerja, aspek kesehatan, dan kelestarian lingkungan, juga harus dijadikan prioritas utama.

"Karena, keselarasan Profit, People, Planet inilah yang akan menjamin daya kebersinambungan (sustainability) perusahaan," ujarnya.

Berdasarkan laporan tahunan tahun 2017 yang telah diaudit, Waskita Karya mampu mencetak laba sebesar Rp 4,20 triliun. Angka ini melonjak 132,04 persen dibandingkan laba yang dicapai tahun sebelumnya sebesar Rp 1,81 triliun.  (Baca: Waskita Karya Dibayangi Risiko Beban Utang yang Terus Membengkak)

Pendapatan usaha juga meningkat hampir dua kali lipat dari Rp 23,79 triliun menjadi Rp 45,21 triliun. Kenaikan pendapatan itu didorong oleh kenaikan dari jasa konstruksi sebesar 90 persen menjadi Rp 42,30 triliun. Total aset perseroan pun melonjak signifikan dalam satu tahun, sebesar 59,35 menjadi Rp 97,89 triliun.

Sedangkan, Adhi Karya mencatat pertumbuhan laba 64,09 persen menjadi Rp 517,06 miliar. Pendapatan usaha perseroan ini meningkat 38,27 persen dari perolehan tahun sebelumnya Rp 11,13 triliun menjadi Rp15,39 triliun.  

Kenaikan pendapatan Adhi Karya pada tahun 2017 didorong oleh pendapatan segmen jasa konstruksi yang naik 41 persen menjadi Rp 13 triliun. Segmen ini menyumbang 85 persen nilai pendapatan. Adapun total aset Adhi Karya meningkat 40,95 persen menjadi Rp 28,33 triliun.

 (Baca: Banyak Kecelakaan, BPK Siap Audit Investigasi Proyek Infrastruktur)

Tak kalah, Wijaya Karya (Wika) juga berhasil membukukan laba sebesar Rp 1,36 triliun pada 2017. Capaian ini 18,27 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1,15 triliun. Dalam dua tahun terakhir, Wijaya Karya mampu meraup laba di atas Rp 1 triliun. Peningkatan laba tahun lalu hampir dua kali lipat dari nilai laba 2015 di kisaran Rp 675 miliar.

Pendapatan Wika tumbuh hingga 63,12 persen pada 2017 menjadi Rp 26,18 triliun, dari Rp 16,05 triliun pada 2016. Kenaikan tersebut didorong oleh kenaikan pendapatan dari segmen infrastruktur dan gedung sebesar 131 persen menjadi Rp 17,1 triliun dari Rp 7,4 triliun pada 2016.