BUMN Semen Manfaatkan Limbah PLN dan Pupuk untuk Produksi

ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Pabrik semen
Penulis: Ihya Ulum Aldin
15/3/2018, 15.06 WIB

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kembali melakukan sinergi usaha. Kali ini produsen semen pelat merah akan memanfaatkan limbah produksi dari BUMN listrik dan pupuk.

Hari ini PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk meneken nota kesepahaman atau MoU dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Tbk dan PT Pupuk Indonesia (Persero). Nantinya, limbah hasil pembuangan PLN dan Pupuk Indonesia akan ditampung untuk bahan baku pabrik semen.

Kedua perusahaan semen ini akan memanfaatkan abu limbah yang dihasilkan dari pembakaran batu bara (fly ash, bottom ash/FABA) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PLN. Limbah gipsum yang dihasilkan Pupuk Indonesia pun akan dimanfaatkan juga untuk peningkatan produk semen dan turunnya.

(Baca: Pemerintah Gandeng 4 Negara Ubah Sampah Jadi Listrik dan Aspal)

"Harapan kami, BUMN mampu untuk mendukung program pemerintah guna mempercepat laju pertumbuhan infrastruktur nasional secara Iebih efektif dan efisien," ujar Direktur Utama Semen Indonesia Hendi Prio Santoso di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (15/3).

Selama ini FABA dikenal sebagai limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) yang dihasilkan dari konsumsi batu bara. Namun, sebenarnya FABA dapat menggantikan sepertiga bagian dari semen jenis portland dengan peningkatan kualitas dan ketahanan.

"Jadi, produk samping dari PLTU itu adalah gipsum, fly ash dan bottom ash. Dari tiga itu, yang terbanyak bottom ash, kalau fly ash hanya 20 persen," ujar Direktur Human Capital Management PLN Muhamad Ali dalam kesempatan yang sama.

(Baca: Peluang Bisnis Mengolah Limbah Elektronik Menjadi Emas)

Volume FABA yang dihasilkan oleh PLTU yang ada di dalam negeri mencapai 10,8 juta ton setiap tahunnya. Rinciannya, PLN menghasilkan 5,2 juta ton sementara produsen listrik swasta (Independent Power Producer/IPP) mencapai 5,6 juta ton.

Ali menjelaskan bottom ash bisa digunakan oleh pabrik semen pada proses produksi awal. Sedangkan fly ash, bisa dicampurkan pada produk akhir semen. “Perusahaan semen kan harus ambil kapur dari gunung. Nah, kalau pakai dari bottom ash-nya akan mengurangi kapur dari gunung. Kalau itu bisa dimanfaatkan dengan bagus, tadi 5,2 juta ton (FABA) pasti akan support lingkungan." ujarnya menambahkan.

Meski begitu, detail kerja sama ini belum bisa dijabarkan karena masih berbentuk MoU. Muhamad Ali dan Hendi sepakat bahwa MoU ini akan ditingkatkan menjadi Perjanjian Kerja Sama (PKS) dalam waktu satu bulan, agar detail perjanjian bisa dijabarkan.

(Baca: Pemerintah Kaji Kebijakan Pengelolaan Limbah Industri dengan PBB)