Bank Tiongkok Tawarkan Utang Rp 200 Triliun untuk Pertanian Rakyat

Arief Kamaludin|KATADATA
Kebun pembibitan kelapa sawit di Riau.
Penulis: Michael Reily
Editor: Ekarina
15/3/2018, 09.00 WIB

China Development Bank (CDB) berminat memberikan pinjaman untuk membiayai program peremajaan perkebunan sawit rakyat dan tanaman pangan. Hal tersebut dibenarkan oleh Menteri Koodinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.

Meski demikian, Darmin mengaku masih mempertimbangkan tawaran dari institusi keuangan asal Tiongkok tersebut. “Memang ada keinginan mereka,” kata Darmin di Jakarta, Rabu (14/3).

Penjelasan serupa datang dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Pemerintah dan CDB sedang menegosiasikan pembiayaan kemitraan untuk program peremajaan (replanting) tanaman. Pembiayaan yang akan disalurkan berkisar US$ 14 miliar - US$ 16 miliar atau sekitar Rp 200 triliun.

Proses peremajaan tak hanya terpaku pada perkebunan sawit saja, melainkan terbuka untuk jenis komoditas lain seperti karet, kokoa, dan kopra.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Agribisnis, Pangan dan Kehutanan Franky O. Widjaja menjelaskan, jika proses negosiasi berjalan mulus maka bantuan pendanaan bakal disalurkan melalui program Partnership for Indonesia's Sustainable Agriculture (PISAgro). Bunga pinjaman ini diharapkan ringan yaitu sebesar 8%.

(Baca : Optimalkan Dana BPDP Sawit, Pemerintah Target Replanting 185.000 Ha)

Skema pembiayaan yang direncanakan berdurasi jangka panjang. Harapannya, Indonesia bakal mendapatkan 4 tahun pembebasan pembayaran sambil menunggu tanaman bisa dipanen. Setelah itu, pengembaliannya dilakukan selama 8 tahun. Secara total, modal bisa dikembalikan dalam 12 tahun. “Tidak ada masalah tapi skemanya harus antar pemerintah (G2G)."

Franky menjelaskan, dana itu bakal membantu program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) seluas 2 juta hektare. Dengan peremajaan, produktivitas sawit bisa meningkat dari 2-3 ton per hektare menjadi 5-6 ton per hektare.

Halaman: