Kajian Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Diserahkan ke Jokowi Bulan Ini

Suasana ekspo Jaringan Kereta Cepat Negara Tiongkok di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta. Pameran menampilkan beragam jenis kereta cepat dan pembangunan stasiun kereta yang telah dipergunakan di negara Tiongkok
14/3/2018, 15.40 WIB

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menargetkan hasil prastudi kelayakan proyek kereta Jakarta-Surabaya akan diserahkan kepada Presiden Joko Widodo akhir bulan ini. Kajian tersebut dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Japan International Cooperation Agency (JICA).

Budi mengatakan dalam pekan ini akan segera menggelar rapat bersama dua institusi tersebut untuk mematangkan hasil kajiannya. Ini dilakukan agar hasil kajiannya segera rampung dan dapat diserahkan kepada Presiden sesuai target dalam waktu jangka dua pekan ini.

"Diserahkan akhir bulan ini," kata dia di Jakarta, Rabu (14/3). Meski begitu, mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) tersebut belum menjelaskan apa hasil prastudi kelayakan proyek itu. 

(Baca: Hanya Perusahaan Lokal dan Jepang yang Ikut Tender Kereta Surabaya)

Akhir tahun lalu Budi sempat menyatakan pihaknya membuka peluang bagi pihak ketiga mengevaluasi hasil prastudi kelayakan proyek ini. Hal tersebut dimungkinkan bila hasil kajian yang dilakukan JICA terdapat perbedaan dengan hasil kajian BPPT.

"Kalau ada deviasi kami mesti ada pihak tertentu yang dapat memberikan pendapat lain," kata Budi.

Penilaian dari pihak lain ini dianggap perlu, mengingat proyek ini membutuhkan dana yang sangat besar. Akan tetapi jika hasil prastudi kelayakan tersebut sudah sesuai dengan ekspektasi pemerintah, maka proyek Kereta Semicepat Jakarta-Surabaya bisa langsung dilanjutkan ke tahap selanjutnya.

Dirinya mengatakan hal yang paling jelas saat ini adalah proyek tersebut akan dikerjakan pada lintasan kereta yang telah ada. Namun untuk kebutuhan biayanya masih akan diperhitungkan. "Karena kami tidak mau investasi yang awalnya Rp 60 triliun, tapi tiba-tiba jadi Rp 100 triliun. Pasti akan dipermasalahkan," ujarnya.

(Baca: Kalla dan Luhut Beda Sikap soal Kereta Cepat Jakarta-Surabaya)

Sebelumnya Senior Representative Indonesia Office JICA Tomoyuki Kawabata menyerahkan kepada Kementerian Perhubungan untuk menindaklanjuti hasil kajian ini. Namun dari studi awal yang dilakukan JICA, kereta ini akan menggunakan jalur yang telah ada. Sedangkan jarak 748 kilometer Jakarta - Surabaya akan ditempuh dalam waktu 5,5 jam dengan kecepatan rata-rata 160 kilometer. "Detail lainnya sedang dalam diskusi," ujarnya.