Presiden Joko Widodo menjanjikan (Jokowi) dalam dua bulan akan ada kebijakan ekonomi lanjutan untuk menambah laju investasi. Kebijakan ini terkait dengan kemudahan usaha di Indonesia. Hal ini dikatakannya di hadapan para pengusaha Amerika Serikat yang tergabung dalam US-ASEAN Business Council.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan kebijakan ini akan berbeda lagi dengan sistem perizinan terintegrasi atau single submission yang akan diluncurkan dalam waktu dekat ini. Namun, dia masih enggan memberitahu secara spesifik apa kebijakan dimaksud.
"Presiden ingin beri reformasi ekonomi lain. (Dalam hal) penyederhanaan regulasi," kata Luhut di kompleks Istana Kepresidenan, usai menemani Jokowi bertemu US - ASEAN Business Council, Selasa (13/3).
(Baca: Jokowi Integrasikan Izin Eksplorasi Migas dan Ketenagakerjaan)
Luhut mengatakan ada beberapa delegasi pengusaha AS yang datang melaporkan kegiatan investasinya kepada Presiden. Salah satu yang dimaksud adalah produsen boneka Barbie yakni Mattel yang akan menambah investasinya. Ada juga perusahaan berbasis teknologi tinggi yang menyatakan ingin berinvestasi di Indonesia.
Delegasi perusahaan AS yang berkunjung pagi ini terdiri dari 41 perusahaan. Alexander C Feldman selaku Presiden US - ASEAN Business Council mengatakan dalam pertemuan ini Jokowi meminta perusahaan AS meningkatkan investasinya di Indonesia. 41 perusahaan tersebut bergerak di bidang minyak dan gas bumi, teknologi, kesehatan, serta pariwisata.
"Contohnya adalah Procter and Gamble (P&>), Coca Cola, Expedia, Apple, Amazon, Axa, dan Cigna," kata Feldman.
Dia juga menegaskan komitmen AS untuk memacu sektor pariwisata di 10 Bali baru. Dukungan yang akan diberikan antara lain akan dilakukan oleh perusahaan Visa serta Mastercard. Mereka tertarik menyediakan jasa sistem pembayaran bagi para wisatawan.
(Baca: Aturan Tax Holiday Diperlonggar, Investasi Rp 500 M Bisa Bebas Pajak)
Selain itu, Expedia juga menyediakan jasa pencarian tiket pesawat terbang ke Indonesia dari seluruh dunia. "Kami tertarik mempelajari bagaimana mengembangkan wisatawan lebih banyak ke seluruh Indonesia," kata dia.
Jokowi mengakui meski pemerintah telah melakukan sejumlah reformasi, dirinya masih melihat adanya ruang untuk perbaikan. Beberapa yang menjadi catatan Jokowi antara lain soal paten, kebijakan di sistem pembayaran digital, serta prosedur ekspor dan impor.
Hal ini penting untuk menjadi perbaikan mengingat investasi AS merupakan investasi dengan kualitas tinggi. Apalagi modal yang ditanamkan AS berasal dari banyak perusahaan di berbagai bidang seperti pertambangan, teknologi, hingga hiburan. "Seperti Freeport, ExxonMobil, Facebook, Twitter, Amazon, hingga Disney dan Fox," kata Jokowi.