PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk tahun ini akan fokus pada digitalisasi gerai. Untuk itu, emiten berkode AMRT ini akan mengurangi ekspansi gerai baru.
Jika sebelumnya Alfamart bisa membuka hingga 1.200 gerai baru per tahun, maka pada 2018 perseroan hanya menargetkan pembukaan 800 gerai baru.
"Pengembangan offline store saat ini, selain persaingannya semakin ketat, ada masalah regulasi," kata Direktur Property & Small-Micro Business Development AMRT Hans Harischandra Tanuraharjo di Kresna Tower, Jakarta, Selasa (27/2).
(Baca juga: Kemendag Luncurkan Kemitraan Retail Modern dan Pedagang Kecil)
Hans mengungkapkan, fokus perusahaan tahun ini adalah untuk digitalisasi pada gerai yang sudah ada. "Ada Alfa Mikro Application (AMA) dan Alfamart digital extension lainnya kami dorong," ujarnya. AMA merupakan fitur yang memungkinkan Outlet Binaan Alfamart (OBA) memesan barang melalui ponsel pintar.
Hari ini, Alfamart PT Digital Artha Media (DAM Corp) dan PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) untuk memberdayakan 50 ribu warung binaan. Melalui kerja sama ini, outlet binaan Alfamart bisa melebarkan bisnisnya ke bisnis Payment Point Online Bank (PPOB), menggunakan platform Waroeng Goes Online (Wagon) milik DAM Corp.
Transaksi PPOB yang bisa dilayani menggunakan aplikasi Wagon antara lain transfer uang, pembayaran tagihan pembiayaan, pulsa, paket data internet, token listrik, TV berlangganan, belanja online, asuransi, iuran jaminan kesehatan, game voucher, hingga tiket perjalanan.
Hans menyebut, hingga akhir 2017, Alfamart memiliki 13.477 gerai. Tak hanya di Indonesia, Alfamart juga memiliki 350 gerai di Filipina.
(Baca juga: Warung Tradisional Bisa Kulakan di Alfamart dengan Biaya 4%)