Bekraf Targetkan Industri Kreatif Sumbang PDB Rp 1.000 Triliun

Katadata/Metta Dharmasaputra
Kepala Bekraf Triawan Munaf (tengah) dalam acara Bincang Bareng Bekraf di Museum Macan, Jakarta, Senin (26/2).
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
26/2/2018, 15.31 WIB

Badan Ekonomi Kreatif menargetkan industri kreatif menyumbang lebih dari Rp 1.000 triliun bagi Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun ini. Berbagai kegiatan akan digelar untuk mendukung pertumbuhan ekosistem ekonomi kreatif di Tanah Air.

"Gagasan kreatif tak akan pernah habis sehingga diharapkan dapat menggantikan sumber daya alam (SDA) menjadi tulang punggung perekonomian nasional," kata Kepala Bekraf Triawan Munaf di Museum Macan, Jakarta, Senin (26/2).

Pada 2015, kontribusi industri kreatif terhadap PDB tercatat sebesar Rp 852 triliun. Saat itu, industri ini menyerap 13,9% tenaga kerja dan menyumbang US$ 19,4 miliar terhadap ekspor nasional. Selanjutnya, kontribusi industri kreatif tercatat meningkat menjadi Rp 922,6 triliun di 2016.

Tahun ini, Bekraf menargetkan kontribusi ekonomi kreatif mencapai Rp 1.041 triliun. Industri kreatif diharapkan menyerap 18,2% tenaga kerja dan menyumbang US$ 23,7 miliar ekspor nasional. Sedangkan di 2019, kontribusinya ditargetkan senilai Rp 1.123 triliun terhadap PDB dan menyumbang ekspor US$ 25,1 miliar.

Untuk bisa mencapai target tersebut, Bekraf menyelenggarakan beberapa kegiatan yang bisa mendukung pengembangan ekosistem ekonomi kreatif. Di antaranya adalah coding mum; Bekraf Animation Conference (Beacon); Bekraf Creative Labs, Inovatif, dan Kreatif melalui Kolaborasi Nusantara (IKKON); Creative, Training, and Education (Create); Bekraf Festival; serta Orbit.

(Baca juga: Tujuh Bidang Pekerjaan Akan Tetap Eksis di Era Digital)

Selain berbagai kegiatan di atas, Bekraf juga menggelar Bekraf Developer Day dan Bekraf for Pre-Startup di beberapa kota di Indonesia. Sementara, akses permodalan diberikan melalui Dana Ekonomi Kreatif (Dekraf), Kredit Usaha Rakyat Ekonomi Kreatif (Kurekraf), IP Financing, optimalisasi crowdfunding, hingga mengadakan forum bagi investor dan filantropi ekonomi kreatif.

Dari sisi pemasaran, Bekraf turut memperkenalkan produk kreatif baik di dalam maupun di luar negeri untuk 16 sub sektor kreatif. Sub sektor kreatif tersebut adalah televisi dan radio, aplikasi dan pengembangan permainan, arsitektur, desian interior, desain komunikasi visual, desain produk, fashion, film animasi dan video, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan dan seni rupa.

“Sektor unggulan Bekraf yaitu fashion, kuliner dan kerajinan. Sementara yang potensial adalah film, musik dan games,” kata Triawan.

(Baca juga: Nasabah Kaya Perlu Jadi Pemodal Start-up)

Kerjasama dengan berbagai pihak juga dilakukan untuk memperkuat pengembangan ekonomi kreatif di tanah air. Salah satunya, kerjasama dengan media, karena dianggap berperan penting dalam menyampaikan dan menyebarkan informasi mengenai program dan kegiatan bekraf terkait ekonomi kreatif.

Selain itu, Bekraf juga berupaya melindungi produk kreatif karya anak bangsa, dengan membantu mendaftarkan hak kekayaan intelektual. Bekraf juga menegaskan, akan memberikan dukungan sertifikasi dan pelatihan untuk meningkatkan daya saing pelaku ekonomi kreatif.

Reporter: Desy Setyowati, Metta Dharmasaputra