Menperin Promosikan Solusi Ekonomi Digital di Sektor Industri

Arief Kamaludin|KATADATA
Menperin, Airlangga Hartarto di Tangerang, Banten, Kamis, (10/08)
Penulis: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
26/1/2018, 20.09 WIB

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa Indonesia mengupayakan pemanfaatan potensi ekonomi digital sebagai solusi dalam meningkatkan sektor industri. Menurutnya, sektor industri merupakan andalan untuk mendorong pemerataan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
 
Dalam rangkaian kegiatan World Economic Forum, Airlangga mejelaskan industri digital bakal memberikan efek berkelanjutan untuk perekonomian. "Di antaranya melalui peningkatan pada nilai tambah bahan baku dalam negeri, penyerapan tenaga kerja lokal, dan penerimaan devisa dari ekspor," katanya dalam keterangan resmi dari Davos, Swiss, Jumat (26/1).

Menurut Airlangga, industri juga berkontribusi signifikan melalui pajak dan cukai. Sehingga, pengembangan manufaktur semestinya menghasilkan sumber daya manusia (SDM) industri yang kompeten agar bisa menangkap peluang di era ekonomi digital.

(Baca juga: Industri Petrokimia Alami Stagnasi Dua Dekade Terakhir)
 
Caranya adalah dengan membentuk perguruan tinggi serta lembaga pengetahuan dan teknologi yang dapat menjadi pool of talents atau wadah pencetak Sumber Daya Manusia (SDM) berbakat. Kementerian Perindustrian pun telah membuat techno park di Jakarta, Batam, Surabaya, dan Bali. Skema integrasi dengan universitas juga ditonjolkan agar pengelolaan SDM tepat guna.
 
“Pelajar mendapatkan pelatihan dan kemudian bisa berinovasi untuk menambah jumlah wirausaha industri di dalam negeri,” ujar Airlangga.

Airlangga juga menjelaskan ada kolaborasi antara pemerintah dan industri yang mengembangkan startup untuk tumbuh menjadi unicorn di Indonesia. Ia pun optimistis, Indonesia bisa menjadi salah satu negara ekonomi terkuat di dunia pada tahun 2030.

(Baca juga: Ombudsman Kaji Legalitas Uji Coba Lelang Gula Rafinasi)

Menurutnya, dalam pengembangan inovasi Industry 4.0, sistem digital telah berjalan di sejumlah manufaktur nasional skala besar seperti sektor otomotif serta makanan dan minuman. Untuk industri kecil dan menengah (IKM), Kementerian Perindustrian telah meluncurkan program e-Smart IKM.

Laporan WEF 2018, dalam kontribusi terhadap Pertumbuhan Global, Indonesia menempati peringkat kelima di dunia dengan memberikan sumbangan 2,5%. Menempati posisi di atas Korea Selatan (2%), Australia (1,8%), Kanada (1,7%), Inggris (1,6%), dan Turki (1,2%). Sementara itu, kontribusi tertinggi ditempati oleh China (35,2%), diikuti Amerika Serikat (17,9%), India (8,6%), dan Uni Eropa (7,9%).

Reporter: Michael Reily