Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pemerintah India menurunkan bea masuk minyak nabati Indonesia, terutama dari kelapa sawit. Jokowi menyatakan, hambatan perdagangan harus dihilangkan untuk meningkatkan kerja sama ekonomi antara kedua Negara.
Permintaan itu diungkapkan ketika Jokowi bertemu dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, Kamis (25/1). “Jika ekspor sawit Indonesia berkurang, saya yakin akan berpengaruh juga pada pemenuhan kebutuhan pasar India yang semakin meningkat,” kata Jokowi dalam keterangan resmi dari India.
Jokowi pun berharap pemerintah India dapat mempertimbangkan kembali kebijakan tarif terhadap produk sawit. Minyak sawit Indonesia merupakan salah satu produk ekspor utama Indonesia ke India.
Catatan Kementerian Perdagangan, India merupakan salah satu pasar utama bagi produk ekspor Indonesia. Total perdagangan kedua negara pada tahun 2016 sebesar US$ 12,98 miliar. Sementara pada periode Januari-November 2017 jumlahnya sudah mencapai US$ 16,55 miliar.
(Baca juga: Indonesia Kejar Perjanjian Dagang dengan 4 Negara Eropa)
Untuk tindak lanjut peningkatan hubungan dagang, Jokowi juga mengajak Modi untuk berkunjung ke Indonesia, tahun ini. Menurut Jokowi, hubungan bilateral kedua pihak semakin kokoh, khususnya sejak pertemuan kedua pimpinan negara, akhir 2016 lalu.
Dalam pertemuan lanjutan, Indonesia dan India bakal membahas kerja sama bilateral secara detail. “Untuk menjaga momentum kerja sama yang erat ini, saya mengundang Yang Mulia untuk berkunjung ke Indonesia tahun ini,” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi dukungan India terhadap ASEAN-led Mechanism termasuk East Asia Summit (EAS). Dukungan India bakal meningkatkan hubungan maritim kedua negara, yang juga jadi prioritas kerja sama.
“Indonesia telah mengusulkan dimulainya kerja sama maritim dalam EAS yang juga didukung India,” tutur Jokowi.