Ekonomi Tumbuh Positif, Penjualan Mobil Ditargetkan 1,1 Juta di 2018

ANTARA FOTO/Zarqoni Maksum
Pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2017 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, 28 April 2017.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Yuliawati
16/1/2018, 19.33 WIB
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menargetkan penjualan kendaraan bermotor di Indonesia pada 2018 mencapai 1,1 juta unit per tahun. Target ini lebih tinggi 2,8% dibandingkan target 2017 dengan penjualan sebesar 1,07 juta pada 2017.
 
"Pada 2018 kami canangkan kembali ke 1,1 juta," kata Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiharto di Jakarta, Selasa (16/1).
 
Jongkie mengatakan, target itu diambil dengan melihat indikator makro ekonomi yang ada di Indonesia selama 2018. Pada tahun ini, Gaikindo memprediksikan pertumbuhan ekonomi akan mencapai 5,4% sesuai dengan APBN.
 
Sementara, inflasi diperkirakan 3,5% dan suku bunga acuan Bank Indonesia pada kuartal pertama 2018 sebesar 5,2%. Adapun, nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat sebesar Rp 13.400 dan harga minyak sebesar US$ 48 per barel.
 
"Faktor kunci yang menggerakkan pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor, seperti nilai tukar, inflasi, dan jangan lupa otomotive financing karena 70% penjualan kendaraan bermotor masih di-leasing atau kredit," kata Jongkie.
 
 
Selain itu, optimisme Jongkie juga muncul karena belum adanya harga kenaikan BBM pada 2018. Pengembangan infrastruktur yang tengah dijalankan pemerintah juga dianggap mampu menjadi pendorong penjualan kendaraan bermotor di Indonesia.
 
Target yang dicanangkan Gaikindo lebih besar dari realisasi penjualan otomotif di Indonesia selama 2017. Sejak Januari hingga Desember 2017, angka penjualan kendaraan bermotor secara wholesale sebesar 1.079.534 unit.
 
Jumlah tersebut naik 1,6% jika dibandingkan pada 2016 yang mencapai 1.062.716 unit. Adapun, penjualan kendaraan bermotor secara ritel pada 2017 mencapai 1.069.674 unit, atau turun 0,4% dibandingkan pada 2016 yang mencapai 1.073.547 unit.
 
Sementara itu realisasi produksi kendaraan bermotor di Indonesia selama 2017 mencapai 1.129.850 unit. Jumlah itu naik 3,8% dibandingkan pada 2016 yang hanya sebesar 1.088.819 unit.
 
Nilai ekspor kendaraan bermotor dalam kondisi utuh (CBU) selama 2017 sebesar 214.971 unit, naik 20,5% dari jumlah 178.395 unit pada 2016. Sementara, jumlah impor CBU selama 2017 sebesar 84.411 unit, naik 15,3% dari jumlah 73.255 unit pada 2016.
 
Sementara itu, lembaga analisis pasar dan konsultan bisnis Frost and Sullivan memproyeksi penjualan kendaraan di Indonesia tumbuh 4,6% pada 2018. Senior Vice President of Mobility di Frost and Sullivan, Vivek Vidya memprediksi penjualan kendaraan bermotor di Indonesia pada 2018 akan mencapai 1,125 juta unit.
 
"Di sektor tersebut, kendaraan komersial diperkirakan akan memiliki banyak peminat, seiring dengan pertumbuhan stabil di segmen LCGC dan MPV," kata Vivek.
 
Vivek mengatakan, peluncuran kendaraan bermotor dengan model, facelift, dan varian baru, terutama untuk beberapa model pasar utama di segmen MPV diharapkan dapat mendorong penjualan. Adapun, pasar kendaraan komersial masih akan didorong oleh permintaan dari segmen konstruksi dan infrastruktur.
 
"Ada banyak permintaan terpendam di segmen kendaraan komersial, namun karena kekurangan produksi, seluruh permintaan di tahun 2017 tidak dapat terpenuhi. Permintaan ini akan berlanjut hingga 2018 dan mendorong penjualan kendaraan komersial lebih lanjut," kata Vivek.
 
Vivek menambahkan, sentimen pasar pada 2018 akan tetap positif karena baiknya prospek ekonomi, stabilnya nilai tukar, dan menurunnya suku bunga acuan. Dia pun menilai jika penurunan suku bunga acuan sebesar 0,5% yang terjadi pada 2017 kemunginan akan membuat suku bunga kredit menjadi lebih rendah.
 
Kondisi ini diperkirakan memacu permintaan sehingga sektor otomotif akan diuntungkan. "Satu-satunya faktor negatif pada 2018 adalah tekanan defisit fiskal dan kemungkinan perubahan harga energi," kata Vivek.