Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mempersilakan PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI) menggarap kereta api ringan atau light rail transit (LRT) Jakarta. Rencananya, Ratu Prabu, berminat menanamkan modal senilai US$ 25 miliar atau setara Rp 337,5 triliun untuk proyek kereta dengan jalur sepanjang 200-400 kilometer (km).
"Kalau itu memang ada, dia bawa duit sebesar itu ya silakan saja," kata Luhut di kantornya, Jakarta, Senin (8/1).
Luhut mengatakan, dirinya siap saja menerima Ratu Prabu untuk terlibat menggarap LRT Jakarta. Namun, ada tiga syarat yang diminta Luhut sebelum Ratu Prabu dapat membangun LRT Jakarta. (Baca: Menteri BUMN dan Wagub DKI Bahas Hunian Terintegrasi dan LRT)
Pertama, Luhut meminta agar semua teknologi yang dibawa Ratu Prabu untuk pembangunan LRT Jakarta ramah lingkungan. Setelah itu, harus ada transfer teknologi terkait pembangunan LRT Jakarta ke Indonesia.
"Entah dari langit, dari surga, neraka, supaya jelas. Jangan 'oh Tiongkok', tapi kalau Tiongkok teknologinya bagus kenapa tidak?" kata Luhut.
Luhut juga meminta agar nantinya pekerja yang digunakan berasal dari dalam negeri. Luhut mengatakan, mungkin dalam 3-4 tahun pertama, tenaga kerja yang digunakan akan berasal dari luar karena kualitas pendidikan vokasi Indonesia yang kurang baik.
Namun, selama itu pula harus diadakan pelatihan dan pendidikan untuk menggantikan tenaga kerja asing tersebut. Selain itu, Luhut meminta agar nantinya investasi dilakukan menyeluruh dari hulu hingga hilir.
(Baca: LRT Gunakan Kereta Produksi INKA, Hyundai Akan Jadi Konsultan)
Luhut meminta siapa pun yang tertarik berinvestasi LRT bertemu dengan pemerintah pusat. Luhut mengatakan pemerintah perlu memberi dukungan terhadap investasi swasta. Oleh sebab itu dirinya meminta perusahaan berkode emiten ARTI tersebut segera memberitahu."Kalau dia mau (bangun LRT) harus beritahu," kata Luhut beberapa waktu lalu.
Luhut sendiri menyatakan belum pernah mendengar nama Ratu Prabu sebelumnya. Dirinya juga menambahkan bahwa perusahaan tersebut belum pernah melapor apapun soal LRT ini. Akan tetapi dia menyambut baik apabila ada pihak yang ingin berinvestasi sehingga mengurangi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). "Tidak ada masalah, semua saja boleh investasi," katanya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, Ratu Prabu berminat menggarap LRT Jakarta. Nantinya, konsep kerja sama yang ditawarkan adalah full bussiness dan akan melibatkan investor asing dari tiga negara, yakni Korea, China, dan Jepang.
(Baca: Siap Investasi US$ 100 Miliar, Korsel Lirik Proyek LRT & Kereta Cepat)
Adapun, jalur pembangunan LRT Jakarta kemungkinan diperpanjang hingga kurang lebih 400 km sampai kawasan BSD City. Sandiaga mengatakan, kajian terkait pembangunan yang akan dilakukan Ratu Prabu telah dilakukan dalam dua tahun terakhir.
“Saya sudah baca dan lihat hasil kajian studinya, sangat bagus. Tapi, memang waktu saya minta ditinggalkan mereka tolak, tapi enggak apa, itu kan aturan perusahaan memang begitu, masih belum dibuka ke publik, saya hargai,” kata Sandiaga.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, Ratu Prabu Energi merupakan perusahaan yang bergerak di bidang energi serta properti. Adapun harga saham Ratu Prabu Energi sejak tanggal 18 September telah mencapai harga terendah saha diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni Rp 50 per lembar saham.