Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan kondisi harga bahan pangan di akhir tahun 2017 ini terkendali. Ia mengakui harga telur ayam, daging ayam, dan beras mengalami kenaikan dalam beberapa bulan terakhir. Namun, kenaikan harganya tipis.
Harga beras, misalnya, hanya naik kurang dari 1%. Terkendalinya harga beras seiring dengan kecukupan pasokan di pasar. Berdasarkan pantauan timnya di Pasar Induk Cipinang, pasokan beras sedikit menurun, namun jumlahnya masih di atas 3 ribu ton per hari. "Itu masih normal," kata Darmin di kantornya, Jakarta, Jumat (29/12).
(Baca juga: Permintaan Tinggi, Harga Cabai dan Telur Melonjak Jelang Tahun Baru)
Meski begitu, Darmin mengatakan, dalam beberapa hari ke depan, pihaknya akan memutuskan perlu tidaknya menambah pasokan beras sejahtera (rastra) untuk menjaga stabilitas harga beras di awal tahun 2018. "Paling kami lihat apakah rastranya perlu ditambah? Tentu saja kami harus pikir-pikir dua hari ini,” ucapnya.
Berdasarkan survei pemantauan harga yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) pada minggu keempat Desember, inflasi mencapai 0,49%. Tingkat inflasi tersebut meningkat dibandingkan hasil survei pekan sebelumnya yang sebesar 0,42%. (Baca juga: BI Pantau Inflasi Pekan Ketiga Desember 0,49% Akibat Harga Pangan)
Sebelumnya, BI melansir inflasi terjadi karena kenaikan harga bahan makanan pokok lantaran permintaan yang melonjak saat Natal dan Tahun Baru. Meski begitu, Asisten Gubernur dan Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo menilai tingkat inflasi masih terkendali.
Secara rinci, Dody menyebutkan bahwa penyebab inflasi di antaranya kenaikan harga telur ayam, cabai merah, daging ayam, dan beras. Adapun beras menjadi salah satu penyumbang inflasi terbesar lantaran bobotnya cukup besar dalam perhitungan inflasi.