PT Astratel Nusantara (Astra Infra) menyatakan berminat menjadi operator di proyek Pelabuhan Patimban. Astra menilai pembangunan pelabuhan yang terletak di Subang, Jawa Barat tersebut memiliki potensi yang baik untuk menunjang berbagai lini bisnis mereka, terutama otomotif.
Presiden Direktur Astra Infra Irawan Santoso menjelaskan rencana pembangunan paket pertama pada tahap 1-1 pelabuhan Patimban yang meliputi terminal kendaraan dan kontainer sebagai alasan ketertarikan Astra. Hingga saat ini otomotif masih jadi andalan bisnis Grup Astra.
"Kami lihat Patimban untuk tahap pertama lebih diarahkan untuk urusan terminal mobil. Jadi rasanya cocok sekali daerah itu dengan kami," kata Irawan di Jakarta, Rabu (8/11).
(Baca: Persaingan Ketat, Penjualan Mobil Grup Astra Turun)
Pelabuhan Patimban akan memiliki terminal kendaraan dengan dermaga sepanjang 300 meter serta terminal peti kemas 420 x 35 meter dari total panjang dermaga keseluruhan tahap 1, 2 dan 3 sepanjang 4.320 meter dengan kedalaman perairan -10 m LWS. Sedangkan lapangan peti kemas memiliki luas 35 hektar dengan kapasitas 250.000 TEUs dari total kapasitas Tahap 1 sebesar 3,75 TEUs.
Selain itu, Irawan menilai ketertarikan Patimban berada di lokasi yang berdekatan dengan ruas tol Cikopo-Palimanan yang dekat dengan beberapa pabrik Astra. Ruas tol sepanjang 116 kilometer tersebut sebesar 45% sahamnya dimiliki Astra Infra.
"Kami juga punya toll road Cikopo-Palimanan di bawahnya. Pabrik-pabrik Astra juga ada di sekitar wilayah itu," kata Irawan. (Baca: Otomotif dan Komoditas Dongkrak Laba Kuartal I Astra 63 Persen)
Pelabuhan Patimban yang sebagian sahamnya dimiliki oleh Jepang, juga menjadi alasan ketertarikan Astra. Jepang rencananya akan memegang porsi saham 49% dalam konsorsium pengelolaan Patimban. Sementara, porsi Indonesia sebesar 51%.
Irawan menuturkan, Astra kerap bekerja sama dengan perusahaan asal negeri sakura. "Astra kan banyak sekali partnership dengan Jepang," kata Irawan.
Direktur Astra Infra Rahmat Samulo mengatakan, keterlibatan Astra Infra dalam proyek Patimban akan dilakukan melalui partisipasinya dalam lelang tender operator. Dari porsi saham operator Indonesia, badan usaha pelabuhan (BUP) milik negara bakal mendapatkan 25% saham sedangkan sisanya sebesar 26% bakal dimiliki oleh swasta.
"Astra ingin berpartisipasi, mudah-mudahan bisa terpilih menjadi bagian dari operatornya," kata Samulo.
Pemerintah menargetkan pembangunan pelabuhan Patimban dimulai pada Januari 2018. Dengan begitu, pelabuhan ini bisa selesai dibangun dan mulai beroperasi secara bertahap pada 2019. (Baca: Finalisasi Pendanaan Pelabuhan Patimban Rampung Bulan Depan)