Program pembangunan satu juta unit rumah per tahun (sejuta rumah) diprediksi kembali gagal mencapai targetnya tahun ini. Masalah perizinan disebut sebagai hambatan utama proyek tersebut.
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk Maryono mengungkapkan, membangun satu juta unit rumah per tahunnya memang bukan merupakan hal mudah. Dirinya menilai, perizinan untuk membangun perumahan tersebut memang masih sulit didapat.
Alhasil, para pengembang khususnya pihak swasta pun kesulitan untuk merealisasikan rencananya. "Walaupun pemerintah pusat sudah memberikan suatu perubahan-perubahan (kemudahan perizinan), tetapi belum merata dilaksanakan di pemerintahan daerah," ujar Maryono kepada Katadata, di Menara BTN, Jakarta, Senin (23/10).
Selain itu, Maryono menilai, pertumbuhan ekonomi saat ini memang masih belum tinggi. Hal tersebut membuat industri properti tanah air belum kembali ke performa tertingginya walaupun geliat tersebut sudah kelihatan. Hal tersebut terlihat dari kredit perumahan BTN yang terus meningkat.
Khusus di program sejuta rumah yang menjadi target Bank BTN, hingga kuartal III-2017, perbankan nasional tersebut berhasil merealisasikan 70% dari target yang ditetapkan tahun ini. Sampai September 2017, BTN telah menyalurkan kredit dalam program ini sebesar Rp 50,94 triliun untuk 466,251 unit rumah.
"Realisasi ini terdiri dari penyaluran kredit subsidi untuk 319.798 unit rumah senilai Rp 22,2 triliun," ujar Maryono. Selain itu, kredit program sejuta rumah ini ditopang oleh kredit non-subsidi untuk 146.453 unit rumah atau senilai Rp 28,74 triliun.
Pada tahun 2017 ini, Bank BTN sendiri menargetkan akan membiayai pembangunan 666.000 unit rumah dalam rangka menyukseskan program sejuta rumah. Adapun, sejak program satu juta rumah dicanangkan pemerintah, Bank BTN tercatat telah menyalurkan ke 1,53 juta unit rumah atau setara dengan Rp 167,86 triliun.
Laba bank BTN Triwulan III (2014-2017)
Sebelumnya, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danis Sumadilaga mengatakan, pencapaian program satu juta rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah diprediksi hanya akan mencapai 700 ribu unit atau hanya 70% dari target pada 2017 ini. Dengan demikian, jika dihitung sejak 2015 realisasinya bakal mencapai 2,2 juta unit.
Meski tak capai target, kementerian bakal berupaya agar realisasinya lebih baik di dua tahun ke depan. "Masih ada dua tahun lagi (pemerintahan), ingin kami kejar semoga bisa capai di atas 80%," kata Danis dalam Konferensi Pers terkait 3 tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla di Kantor Staf Kepresidenan di Jakarta, Selasa (17/10) lalu.
Secara rinci, ia memaparkan, prediksi 700 ribu unit rumah tahun ini terdiri atas pembangunan rumah sebanyak 128.291, pembiayaan perumahan sebanyak 279.000, dan pembangunan rumah di luar pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau dari swasta dan masyarakat sebanyak 292.709.