HET Bikin Pedagang Pasar Induk Cipinang Enggan Jual Beras Medium

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Sejumlah calon pembeli memilih beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta, Senin (7/8).
Penulis: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
4/10/2017, 14.50 WIB

Pedagang di Pasar Induk Beras Cipinang mengeluhkan kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras yang ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan. Beberapa pedagang bahkan mengaku enggan menjual beras medium karena HET yang ditetapkan terlalu rendah.

Pemilik UD Inti Jaya, Haji Mumun misalnya, kini mengaku lebih banyak menjual beras jenis premium ketimbang medium. “Harga gabahnya mahal, ongkos produksi beras medium tidak bisa menutup HET yang Rp 9.450 per kilogram,” ujarnya kepada Katadata, Selasa (4/10).

Menurutnya, batasan harga beras premium yang ditetapkan sebesar Rp 12.800 masih bisa diakali. Ia misalnya, mengaku sedikit menurunkan standar berasnya dari jenis premium asal Bandung menjadi Karawang. Meski, hal itu diakuinya telah menurunkan omzet hingga 30%.

“Maaf saja, konsumen tahu beras di Bandung lebih enak daripada yang lain,” katanya.

Penjual lain, Haji Aloy pun mengalami dilema serupa. Menurutnya, saat ini baik pedagang maupun konsumen masih sama-sama menyesuaikan diri. “Kalau jual beras medium harganya tidak masuk, jual beras premium kualitasnya sulit,” ujarnya.

Halaman:
Reporter: Michael Reily