PT Waskita Karya (Persero) Tbk. melalui anak usahanya PT Waskita Realty akan mengembangkan kawasan atau Transit Oriented Development (TOD) di Stasiun Kereta Bogor. Di kawasan tersebut akan dibangun 1.500 unit hunian vertikal, yang pembangunannya akan dimulai pada 5 Oktober mendatang.
Direktur Utama Waskita Karya M. Choliq mengatakan pembangunan hunian terintegrasi ini akan menggunakan aset milik PT Kereta Api Indonesia (Persero). Untuk menggarap proyek seluas 15 hektare itu Waskita harus merogoh kocek sebesar Rp 1,6 triliun. Nantinya dengan ada hunian menempel stasiun akan memudahkan masyarakat mengakses stasiun kereta.
(Baca: Perumnas Bangun Apartemen Rp 200 Juta di Stasiun Tanjung Barat)
"Kalau model ini berhasil akan dilanjutkan dengan model (TOD) berikutnya," kata Choliq dalam acara penandatanganan nota kesepahaman antara Waskita, KAI, serta Pemerintah Kota Bogor di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (11/9). Meski demikian Choliq belum menyebut berapa nilai jual properti ini nantinya.
Direktur Operasional Waskita Bambang Riyanto menjelaskan 1.500 unit apartemen ini akan tersebar di 8 tower utama. Selain hunian, rencananya akan ada wilayah komersial yang dipersiapkan untuk kegiatan perniagaan. "Jadi area untuk belanja masyarakat juga ada," katanya.
Sementara Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan adanya konsep hunian terintegrasi ini akan membantu mengurangi kepadatan lalu lintas di wilayahnya. Saat ini terdapat hampir 600 ribu warga Bogor yang berlalu lalang menggunakan moda kereta api ke Jakarta dan sekitarnya setiap harinya.
"Bayangkan mereka datang dari segala penjuru menuju stasiun," kata Bima. (Baca: Perumnas - KAI Mulai Bangun Dua Apartemen di Dekat Stasiun)
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menargetkan 25 hingga 30 persen unit apartemen ini akan disasar bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Sedangkan sisanya akan diperuntukkan bagi kelas menengah. "Kami harap dapat diselesaikan sebelum Oktober 2019," kata Rini.
Dalam merealisasikan pengembangan kawasan di Stasiun Bogor, Lembaga Permasyarakatan (LP) Paledang yang lokasinya berdekatan dengan stasiun akan direlokasi. Rencana pemindahan LP ini masih harus menunggu keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasona Laoly.
Nantinya, Waskita berkewajiban membangun penjara baru di lokasi yang ditentukan. "Kemungkinan bisa menjadi tambahan hunian," kata Bambang. Selain itu Waskita juga akan membangun stasiun Sukaresmi di wilayah utara Bogor. Stasiun ini ditargetkan dapat memecah kepadatan penumpang kereta yang selama ini melalui stasiun Bogor.
Beberapa waktu lalu Perusahaan umum (Perum) Perumnas melaksanakan peletakan batu pertama (groundbreking) pembangunan hunian TOD di kawasan Stasiun Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Hunian ini nantinya akan berbentuk rumah susun sederhana milik (rusunami) dan apartemen dengan harga jual mulai Rp 200 jutaan.