Investasi Garam Terkendala Pembebasan Lahan

ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Petani memanen garam di lahan garam desa Santing, Losarang, Indramayu, Jawa Barat, Senin (31/7).
Penulis: Michael Reily
Editor: Yuliawati
3/8/2017, 18.17 WIB

Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan beberapa investor tertarik memproduksi garam industri, namun masih terkendala masalah lahan.

“Industri harus bisa menyelesaikan masalah pembebasan lahan, lahan yang enggak terbebaskan, ya enggak terbangun,” kata Airlangga di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Kamis (3/8).

Dua investor kini sedang proses memproduksi garam industri di Nusa Tenggara Timur yakni PT Cheetam Garam Indonesia, yang merupakan anak usaha Cheetam Salt Ltd asal Australia, serta BUMN yakni PT Garam. Kawasan Nusa Tenggara Timur yang mirip dengan iklim di Australia dianggap potensial untuk mengembangkan industri garam.

Airlangga mengatakan seharusnya pemerintah daerah membantu mengatasi persoalan pembebasan lahan agar tambak garam segera beroperasi. Dia mencontohkan yang dialami PT Unichem Candi Indonesia di Gresik yang persoalan lahan teratasi dengan bantuan pemda.

(Baca: Pemerintah Siap Kirim Pasokan Garam dari NTT)

"Solusinya harus melakukan pembebasan dengan Pemda di sana. Kalau kita lihat Unichem di Gresik sudah produksi garam. Jadi tergantung pendekatan. kalau serius mau investasi pasti ada jalannya," kata Airlangga.

Sementara itu Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Panjaitan mengatakan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berencana membangun pabrik garam.

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution