Pengembangan Kawasan Bisa Tambah Penghasilan Proyek LRT 10%

ANTARA FOTO/Andika Wahyu
Penulis: Dimas Jarot Bayu
31/7/2017, 21.33 WIB

Pengembangan kawasan berbasis transportasi (Transit Oriented Development/TOD) di sekitar jalur kereta listrik ringan atau Light Rail Transit (LRT) diperkirakan dapat menambah penghasilan proyek tersebut. Hal itu didapat dari hasil kajian PricewaterhouseCoopers (PWC) terkait pengembangan kawasan TOD di tiga wilayah di Jabodebek.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan saat ini baru memperhitungkan perkiraan keuntungan dari pengoperasian LRT. Perhitungan ini belum termasuk penambahan dari pengembangan kawasan TOD dan iklan.

Berdasarkan kajian PWC, pengembangan TOD diperkirakan dapat menambah keuntungan proyek tersebut hingga 10 persen. "Kan ada tiga titik itu, tapi yang dari Pricewaterhouse paparkan bisa menambah 10 persen penerimaan," ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan di Jakarta, Senin (31/7).

(Baca: MRT Jakarta Ajukan Proposal sebagai Pengelola Utama Kawasan Stasiun)

Menurutnya, penambahan keuntungan tersebut dapat mendongkrak proses pembangunan LRT. Ditambah, pemerintah berencana melakukan penambahan pembangunan jalur LRT tahap dua, yakni transit rute Cibubur-Bogor.

Luhut mengatakan pihaknya berencana menawarkan proyek TOD tersebut kepada pihak swasta. Hal ini dilakukan agar pendanaan proyek LRT lebih ringan. "Bogor-Cibubur ini nanti langsung kami tawarkan ke private sector (swasta). Banyak TOD-TOD-nya, supaya jangan seperti sekarang," ujarnya.

Sementara, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan hal serupa. Pihaknya berencana menawarkan proyek TOD tersebut kepada pihak swasta. Hal ini dilakukan untuk membuka peluang pendanaan proyek LRT agar lebih mudah.

(Baca: Dirut Mandiri: Kepastian Pendanaan Proyek LRT Baru dari Bank BUMN)

Saat ini, pemerintah tengah melakukan kajian terkait proses lelang pengembangan kawasan TOD kepada swasta. Pemerintah, kata Budi, akan membuatkan Term of Reference (TOR) lelang kepada pihak swasta. Konsep TOD menggabungkan tata kota dengan angkutan massal.

"Kami juga memikirkan agar swasta dilibatkan lebih banyak, sehingga TOD-TOD itu akan dibuat semacam TOR lelang kepada swasta. Tidak dikerjakan oleh KAI," kata Budi.

Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk Budi Harto menegaskan bahwa pelibatan swasta dalam pembangunan TOD LRT Jabodebek setelah mengklaim akan melakukan pembangunan. Dia mengungkapkan akan segera melelang proyek seluas 50 hektare.

(Baca: Pakai Sistem Sinyal “Moving Block”, LRT Butuh Tambah Dana Rp 300 M)