Survei BI: Penjualan Retail Diprediksi Makin Lesu Setelah Lebaran

Katadata | Donang Wahyu
Penulis: Pingit Aria
13/7/2017, 13.21 WIB

Momen Ramadan dan Lebaran membuat tren penjualan eceran atau retail meningkat pada periode Mei hingga Juni 2017, meski pertumbuhannya tak setinggi tahun lalu. Bahkan, trennya diprediksi akan semakin merosot setelah Lebaran.

Survei Bank Indonesia menunjukkan, Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Mei 2017 yang tumbuh 4,3 persen dibandingkan Mei 2016 (year on year/yoy). Angka itu lebih tinggi dibandingkan 4,2 persen (yoy) pada bulan sebelumnya. Peningkatan penjualan ritel terutama terjadi pada kelompok makanan yang tumbuh 9,7 persen (yoy), lebih tinggi dari 8,4 persen (yoy) pada April 2017.

Pertumbuhan penjualan eceran yang meningkat diperkirakan berlanjut pada Juni 2017, sebagaimana tercermin dari indeks yang tumbuh menjadi 6,7 persen (yoy). Peningkatan penjualan ritel terjadi baik pada kelompok komoditas makanan maupun non makanan yang masing-masing diperkirakan tumbuh sebesar 10,9 persen (yoy) dan 0,5 persen (yoy).

(Baca juga: Tak Menguntungkan, Dua Gerai Hypermart Ditutup)

“Hal tersebut sejalan dengan meningkatnya permintaan masyarakat pada bulan Ramadan dan Idul Fitri,” demikian dikutip dari pernyataan resmi Bank Indonesia, Rabu (12/7).

Penjualan eceran mulai membaik sepanjang periode pada triwulan II-2017 dibandingkan kondisi di awal tahun. Namun, tingkat pertumbuhannya masih jauh lebih rendah dari periode yang sama di tahun 2016 yang mencapai pertumbuhan tertinggi 16,3 persen (yoy) pada Juni 2016.  

Hanya, responden memperkirakan penjualan eceran pada tiga bulan mendatang (Agustus 2017) menurun. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) 3 bulan yang akan datang sebesar 137,7 lebih rendah dibandingkan 141,5 pada bulan sebelumnya.

(Baca juga:  Daya Beli Lemah, Kegiatan Usaha Tak Setinggi Lebaran Tahun Lalu)

“Perlambatan penjualan juga diperkirakan terjadi pada November 2017, terindikasi dari penurunan IEP enam bulan sebesar 1,9 poin dari 131,7 menjadi 129,7.”

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey mengakui bahwa penjualan eceran pada masa Ramadan hingga Lebaran tahun ini di bawah harapan.

Menurut catatan Aprindo, perayaan Idul Fitri hanya membawa pertumbuhan retail di kisaran 5-6 persen. “Padahal di tahun-tahun sebelumnya selalu dobel digit,” tuturnya.