Terancam Diboikot Pelanggan, Indosat Bantah Persekusi Karyawannya

KATADATA | Arief Kamaludin
Penulis: Pingit Aria
6/6/2017, 11.33 WIB

Tagar #BoikotIndosat sempat menjadi trending topic di Twitter Indonesia sejak Senin (5/6) kemarin. Indosat Ooredoo sendiri akhirnya angkat bicara mengenai tagar #BoikotIndosat yang sudah dicuitkan ribuan kali ini.

Perusahaan menyatakan bahwa sama sekali tidak ada pemecatan, apalagi persekusi terhadap karyawannya atas nama Riko M. Ferajab yang di akun LinkedIn-nya, tertulis bahwa dia menjabat sebagai "‎Sales & Marketing in FMCG and Telecom Business”.

"Pegawai itu tidak kami pecat. Sama sekali tidak ada pemecatan. Hanya diajak bicara oleh atasannya langsung, bukan oleh HRD. Dia menerima secara terbuka teguran itu dan masih bekerja seperti biasa," kata Deva Rachman, Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo, Selasa (6/6).

(Baca juga: Untung Rp 1,1 Triliun Tahun Lalu, Indosat Mantap dengan Tarif Rp 1)

Kehebohan ini memang bermula dari status Riko di Facebook yang menyebut penetapan Rizieq Shihab sebagai tersangka kasus pornografi adalah bentuk kriminalisasi terhadap ulama. Dalam statusnya, Riko juga menyebut pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai “Rezim paling busuk.”

Seorang pengguna Twitter kemudian melakukan screenshot atas status Riko dan dan menyebarkan identitasnya.

Kicauan Twitter itulah yang kemudian terbaca oleh Presiden Direktur dan CEO Indosat Ooredoo, Alexander Rusli. Melalui aplikasi yang sama, Alexander menyatakan "perusahaan kami tidak tolerate sama sekali pegawai yang anti NKRI." Ia juga sempat menyebut ada "langkah sudah diambil."

(Baca juga:  Waspada Persekusi Melalui Media Sosial)

Para pengguna Twitter kemudian menarik kesimpulan sendiri, bahwa eksekutif Indosat telah memecat dan melaporkan Riko ke polisi. Namun Deva membantahnya.

Deva menjelaskan, yang dimaksud Alexander dalam "langkah sudah diambil," bukanlah pemecatan. "Menindak tegas di sini artinya memberi warning, karena memang begitu aturannya," tambah Deva.

Indosat sendiri menyatakan perusahaannya menghargai pegawai dalam berpendapat, termasuk aspirasi politik, selama itu tidak membawa atribut perusahaan. Namun, Deva menggarisbawahi bahwa segala ungkapan di media sosial harus dilontarkan secara bijaksana, beretika, dan sesuai peraturan yang berlaku.

(Baca juga:  Istana Presiden Bantah Kriminalisasi Rizieq Shihab)

Saat ini, Deva mengatakan Riko memilih untuk sementara waktu tidak aktif di media sosial dan ini diambil atas inisiatif Riko sendiri. Namun, ia tetap bekerja seperti biasa.