Untung Rp 1,1 Triliun Tahun Lalu, Indosat Mantap dengan Tarif Rp 1

Arief Kamaludin|KATADATA
Indosat
Penulis: Muhammad Firman
Editor: Pingit Aria
24/5/2017, 19.55 WIB

PT Indosat Tbk (Indosat) sempat menuai kontroversi dengan menerapkan tarif telepon Rp 1 per detik. Tak khawatir rugi, perusahaan ini masih optimis mempertahankan keuntungan yang diraupnya tahun lalu.

Direktur Utama PT Indosat Tbk (Indosat) Alexander Rusli menyatakan, tarif Rp 1 per detik itu merupakan strategi pemasaran yang diyakininya tidak akan merusak industri. “Apakah ada yang komplain? Ada, tapi ada juga yang ikut, malah lebih drastis (tarifnya),” katanya dalam konferensi pers usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Rabu (24/5)

Tarif Rp 1 per detik awalnya diperuntukkan bagi pelanggan Indosat di luar Pulau Jawa sejak awal 2017. Mendapat sambutan positif, kini Indosat memberlakukan tarif yang sama di Jawa yang traffic-nya lebih padat.

(Baca juga:  Gantikan yang Lama, Indosat Beli Satelit Baru dari Tiongkok)

Menurut Alex, penetapan tarif itu telah melalui perhitungan matang menyangkut banyak variabel. Di antaranya, harga riil, bonus untuk distributor, dan persaingan pasar di tiap daerah.

Tarif telepon Rp1 per detik sendiri adalah tarif yang dari Indosat untuk menelepon ke semua operator. Namun Rp1 per detik hanya berlaku untuk telepon selama 30 detik. Lebih dari itu, pelanggan akan dikenakan tarif telepon reguler.

Yakin tak akan rugi, Indosat tak hanya akan menggunakannya sebagai promo menyambut Ramadan saja namun untuk masa seterusnya. Ia mengklaim hal itu dengan menunjuk hasil performa Indosat secara keseluruhan di laporan keuangan kuartal I 2017.

Halaman:
Reporter: Muhammad Firman