Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluhkan adanya sejumlah proyek pemerintah yang terhambat karena mendapatkan pro dan kontra dari masyarakat. Salah satu yang disebutnya adalah proyek kereta cepat Jakarta – Bandung.
"Jaraknya hanya 148 kilometer, sampai sekarang belum mulai (tapi) ributnya sudah 2 tahun," kata Jokowi dalam pidato penyampaian Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) 2016 di Istana Bogor, Jakarta, Selasa (23/5).
(Baca juga: Tiongkok Cairkan Dana US$ 4,498 Miliar Untuk Proyek Kereta Cepat)
Menurut Jokowi, dalam membangun transportasi massal, yang dipikirkan seharusnya bukan semata kepentingan bisnis. Pembangunan transportasi massal di kota sepadat Jakarta menurutnya adalah hal mutlak. Sebab kemacetan di Ibu kota telah menimbulkan kerugian Rp 27 triliun per tahun.
“Negara lain sudah membangun dan itu sudah bermanfaat, lalu yang kita perdebatkan apanya,” kata Jokowi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menyebut bahwa pembangunan infrastruktur di Indonesia sudah kalah dibandingkan negara tetangga. Di kawasan Asia tenggara, infrastruktur Indonesia disebutnya kalah dari Vietnam, Thailand, Malaysia dan Singapura.
(Baca juga: Revisi Perpres LRT Terbit, KAI Ditargetkan Cari Dana Mulai Awal Juni)
Tak hanya tertinggal dalam urusan angkutan massal, Jokowi juga mengeluhkan lambatnya pembangunan jalan tol. Menurutnya, pembangunan Tol Jagorawi pada tahun 1977 sempat menjadi kebanggaan hingga Tiongkok datang berguru.
Sayangnya, 40 tahun kemudian, kondisi berbalik. Dalam empat dasawarsa, Indonesia baru bisa membangun 780 kilometer jalan tol. Sementara Tiongkok pada waktu yang sama telah menyelesaikan 280 ribu kilometer jalan tol.
Jokowi pun meminta masyarakat untuk berpikir positif serta mulai bekerja keras membangun bangsa. Dia meminta jangan sampai energi yang ada habis untuk berdebat serta saling hujat menghujat. "Keluar lah kita dari pikiran negatif, kembali maju bersama," katanya.