BI Harap Peringkat Baru S&P Bisa Kerek Investasi ke Luar Jawa

Katadata | Arief Kamaludin
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Yura Syahrul
22/5/2017, 21.00 WIB

Keputusan Standard and Poor's (S&P) menaikkan peringkat kredit Indonesia menjadi layak investasi (investment grade) akan menambah minat para investor asing masuk ke dalam negeri. Tak cuma di instrumen-instrumen investasi, kabar dari S&P itu diramal akan memicu kian derasnya investasi langsung asing (Foreign Direct Investment/FDI) ke Indonesia.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W. Martowardojo mengatakan, kenaikan peringkat utang Indonesia menjadi layak investasi oleh S&P melengkapi penilaian dua lembaga pemeringkat internasional lainnya, yakni Fitch Rating dan Moody's. Jadi, semestinya risiko investasi di Indonesia akan menurun.

Lantaran risiko menurun, investasi di Indonesia baik langsung maupun portofolio seharusnya juga bisa meningkat. Bahkan, investasi asing itu bisa mengalir dan dinikmati oleh daerah-daerah lain di luar Pulau Jawa. (Baca: Dapat Rapor Hijau dari BPK dan S&P, Sri Mulyani Harap Investasi Naik)

"Kami harap FDI memberi lapangan kerja yang luas bagi rakyat Indonesia. Kami harap FDI tidak hanya berinvestasi di Pulau Jawa, tapi juga di luar," kata Agus di Jakarta, Senin (22/5).

Selain itu, dia berharap FDI yang masuk juga bisa melengkapi peta industri di Indonesia. Artinya, bisa memperkuat sektor-sektor usaha berorientasi ekspor terutama yang memberi nilai tambah. Jadi, ekspor Indonesia tidak lagi hanya mengandalkan produk-produk yang berorientasi bahan mentah.

Selain itu, FDI yang masuk juga didorong ke sektor industri penyedia bahan baku dan barang modal sehingga ujung-ujungnya dapat mengurangi impor. "Kami harap FDI yang bisa mengisi bagian pada sektor industri yang selama ini belum cukup terisi, untuk melengkapi pohon industri di Indonesia," ujar Agus.

Halaman: