Terbukti Dongkrak Harga Sawit, Pemerintah Ingin Pertahankan BPDP

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Menko Perekonomian Darmin Nasution menyerahkan buku "Menuju Kemandirian dan Keseimbangan Sawit Indonesia" kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani disaksikan Menteri ATR / Kepala BPN Sofyan Djalil, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri PPN/Bappenas
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
3/5/2017, 10.34 WIB

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai positif kinerja Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit. Dibentuk saat nilai komoditas Crude Palm Oil (CPO) merosot 2014-2015, BPDP dinilai berhasil menjalankan tugasnya mendongkrak harga.

Darmin menyebut, harga CPO yang pada pertengahan 2015 yang sempat mencapai US$ 437 per ton telah menjadi US$ 620 per ton pada Maret 2017 atau meningkat sekitar 42 persen dari titik terendahnya.

“Dengan banyaknya nilai tambah yang dihasilkan BPDP Kelapa Sawit untuk Indonesia, khususnya industri kelapa sawit, maka keberlangsungan BPDP Kelapa Sawit sangat penting dilakukan,” kata Darmin dalam peluncuran buku Menuju Kemandirian dan Keseimbangan Sawit Indonesia yang merupakan hasil kerja sama BPDP Kelapa Sawit dan Katadata, Selasa (2/5) di Jakarta.

(Baca juga: Meski BI Pesimis, Darmin Yakin Ekonomi Kuartal I Tumbuh 5 Persen)

BPDP Kelapa Sawit merupakan badan yang memberikan insentif dalam mendorong penyerapan Biodisel. BPDP merupakan skema industri membantu industri. Melalui BPDP, perusahaan eksportir sawit wajib menyetorkan pungutan yang dapat digunakan untuk membantu penyerapan biodiesel agar tidak memberatkan anggaran pemerintah.

Dengan membentuk demand baru melalui program mandatory biodiesel yang dibantu dukungan BPDP Kelapa Sawit, pemerintah berhasil menstabilkan harga CPO dan tandan buah segar pada akhir 2015-2016.

Halaman: