Presiden Joko Widodo menerima secara resmi kunjungan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis pagi (20/4). Ini kunjungan kenegaraan pertamanya ke Indonesia setelah menjadi wakil presiden bersama Presiden AS Donald Trump pada Januari lalu. Pertemuan Jokowi - Pence membahas persoalan dagang di antara kedua negara.
Pence hadir di Istana Merdeka pukul 10.00 WIB dan disambut oleh Jokowi. Keduanya lalu masuk untuk mengisi buku tamu yang telah disediakan, dan dilanjutkan dengan "veranda talk" atau berbincang-bincang di selasar belakang Istana Merdeka.
Usai veranda talk, pada pukul 11.00 WIB keduanya menggelar konferensi pers bersama. Jokowi mengatakan, pembicaraan tersebut membahas beberapa hal terkait hubungan bilateral serta internasional secara keseluruhan. (Baca: Wapres Amerika Akan Temui JK Bahas Kebijakan Trump dan Energi)
Adapun, Pence mengatakan perdagangan kedua negara masih dapat ditingkatkan lagi di era Trump sekarang ini. Namun, dia berharap hubungan dagang bilateral yang sama-sama adil antara Indonesia dengan AS.
Untuk itu, salah satunya dia meminta penyelesaian hambatan para eksportir AS ke Indonesia. "Dengan mendapatkan kebebasan yang sama seperti eksportir Indonesia ke berbagai sektor di AS selama bertahun-tahun," kata Pence.
Nilai perdagangan Indonesia - AS pada tahun lalu mencapai US$ 23,4 miliar. Namun, AS mencatatkan defisit sebesar US$ 8,5 miliar. Produk utama Indonesia ke AS didominasi produk manufaktur apparel, produk makanan, dan produk kulit. Sedangkan impor Indonesia dari AS terdiri dari produk pertanian, makanan dan bahan kimia.
Di sisi lain, Pence mengatakan, Pemerintah AS tetap akan melanjutkan kerja sama di bidang pertahanan dan keamanan dengan Indonesia, terutama dalam penanganan terorisme. Selain itu, AS berkomitmen untuk memperdalam hubungan lain seperti kebudayaan kedua negara.
"Hari ini, mewakili Presiden Trump, kami bersepakat untuk memperkuat hubungan kemitraan ini," kata Pence. (Baca: Tiga Bulan Jadi Presiden AS, Trump Berubah Sikapi Enam Isu)
Demi mempererat kemitraan ekonomi, Jokowi mengatakan, tim dari kedua negara akan bertemu pada Mei mendatang untuk membahas teknis perdagangan serta investasi berdasarkan solusi win-win solution. Sebab, kedua negara berkomitmen meningkatkan kemitraan strategis, terutama dalam kerja sama ekonomi dan investasi.
Menurut Jokowi, pertemuan ini juga membahas kerja sama untuk mewujudkan perdamaian. Hal tersebut sejalan dengan fakta bahwa Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbesar di dunia dan juga negara demokrasi terbesar ketiga di dunia.
(Baca: Indonesia Masuk Daftar "Curang" Trump, Menlu Retno Temui Dubes AS)
Jokowi juga mengaku telah berkomunikasi dengan Presiden Trump sejak Januari lalu. "Saya juga menitipkan salam ke Presiden Trump melalui Wakil Presiden Pence," kata Jokowi.