Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte dijadwalkan membuka jalur transportasi dengan kapal roll-on roll-off (Roro) Davao-General Santos-Bitung pada 30 April 2017 mendatang. Pengusaha menilai pembukaan jalur ini akan menambah volume perdagangan antara kedua Negara hingga 10 persen.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani menyatakan bahwa dibukanya jalur Roro Davao-General Santos-Bitung akan meningkatkan perdagangan, khususnya di kawasan timur Indonesia.
“Akses pasar ke Filipina akan menjadi semakin mudah bagi komoditas dan produk dari Kawasan Timur Indonesia melalui pelabuhan Bitung, demikian halnya dari Mindanao,” kata Rosan mellaui siaran pers, Rabu (15/3).
(Baca juga: Pemerintah Bakal Tambah Tiga Rute Kapal Roro Tahun Ini)
Selain itu, menurutnya biaya pengapalan akan menjadi lebih murah dan waktu tempuhnya pun lebih singkat. Sebab sebelumnya, waktu pelayaran Bitung-Jakarta/Surabaya-Manila-Davao memerlukan waktu 3-5 minggu, sementara pelayaran dengan kapal Roro Davao-General Santos-Bitung hanya memerlukan satu setengah hari.
Para pelaku usaha dari kedua negara juga sudah mulai mengidentifikasi berbagai komoditas dan produk-produk yang bisa diekspor maupun diimpor.
Filipina diketahui sudah mengindentifikasi komoditas dan produk-produk yang ingin diimpor kawasan timur Indonesia seperti kopi, kopra, kacang-kacangan, hasil laut, hingga furniture.
Selain itu, telah diidentifikasi pula komoditas dan produk yang dapat diimpor dari Mindanao, Filipina seperti daging (ayam, sapi, babi); makanan dan minuman kaleng, buah segar dan es krim.
(Baca juga: Sri Mulyani Minta Eksportir Lirik Pasar Negara Berkembang)
“Selain perdagangan, terbuka juga peluang investasi dan pariwisata yang kita harapkan dapat meningkatkan pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat kawasan timur Indonesia,” kata Rosan.
Peresmian jalur kapal roll-on roll-off (Roro) Davao-General Santos-Bitung, menurut Roosan, akan dilakukan di Davao City bertepatan dengan peringatan ke 50 KTT ASEAN 2017 di Manila. Jalur tersebut merupakan salah satu rute prioritas dalam jalur ASEAN Roro Network Project. Hal itu tercantum dalam cetak biru Masyarakat Ekonomi ASEAN 2025 dan BIMP-EAGA (Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippine Growth Area) Vision 2025.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta Kamdani mengatakan bahwa selama ini hubungan dagang Indonesia dan Filipina cukup baik. Tahun lalu misalnya, dengan total perdagangan kedua Negara mencapai US$ 6,09 miliar, Indonesia bisa mencetak surplus US$ 4,44 miliar.
(Baca juga: Industri Makanan dan Minuman Ditargetkan Tumbuh Stabil 8-9 Persen)
"Banyak dampak positif dari pembukaan jalur transportasi kapal roro ini. Di antaranya adalah peningkatan perdagangan yang saya perkirakan bisa sampai 10 persen," kata Shinta.