Cerita Jokowi Pernah Pekerjakan Tenaga Asing Saat jadi Pengusaha

ANTARA FOTO/IORA Summit 2017/Rosa Panggabean
Presiden Joko Widodo memberi sambutan saat membuka acara Business Summit dalam rangkaian KTT IORA ke-20 tahun 2017 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Senin (6/3). KTT IORA tersebut dihadiri sejumlah kepala negara dari 21 negara peserta dan tujuh negar
Penulis: Muhammad Firman
Editor: Pingit Aria
6/3/2017, 20.52 WIB

Sebelum terjun ke dunia politik 12 tahun lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah seorang pengusaha mebel. Ia memulai usaha kecilnya di Solo.

Ia lalu membocorkan rahasia hingga bisa ‘naik kelas’, bahkan menembus pasar ekspor. Tiga kunci keberhasilan usaha, menurutnya adalah ketepatan waktu, jaminan mutu dan harga yang kompetitif.

“Bagaimana usaha yang kecil itu bisa meloncat ke level yang lebih tinggi, jawabannya adalah dengan mengambil bagian dari globalisasi,” dalam Konferensi Tingkat Tinggi Negara-negara Lingkar Samudera Hindia atau Indian Ocean Rim Association (KTT IORA), Senin (6/3).

(Baca juga: Jokowi Ingin Perkuat Poros Maritim di Samudera Hindia)

Bahkan, sejak masih berstatus pengusaha kecil, Jokowi tak segan mempekerjakan tenaga asing. “Desainer dari Perancis kemudian masalah kualitas saya dibantu dari Jerman,” katanya.

Jokowi juga mengakui bahwa selama menjadi pengusaha dulu, ia banyak mendapat bantuan dari para diplomat Indonesia di luar negeri. “Saya mendapatkan bantuan informasi dari kedutaan-kedutaan dan konsulat, saya tahu bagaimana mengimpor mesin dan bagaimana melakukan ekspor kira-kira 30 tahun lalu.”

Di hadapan para CEO perusahaan dari 21 negara anggota IORA, Jokowi mengatakan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) saat ini dimudahkan dengan revolusi teknologi digital. Pasalnya, teknologi internet telah membuat kegiatan jual beli bisa dilakukan dengan mudah meski para pelakunya terpisah samudera.

(Baca juga: Indonesia Tawarkan Investasi di Lima Sektor Industri ke IORA)

“Satu hal yang tentunya berbeda dibanding 12 tahun yang lalu adalah revolusi digital, internet yang sudah jadi hal biasa,” katanya.

Pengembangan UKM merupakan salah satu fokus pembahasan KTT IORA kali ini. Sebab, 90 persen ekonomi negara anggota IORA digerakan oleh UKM.

IORA merupakan forum kerja sama ekonomi oleh Negara-negara di sekeliling Samudera Hindia. Saat ini, IORA beranggotakan 21 negara yakni Afrika Selatan, Australia, Bangladesh, Komoro, India, Indonesia, Iran, Kenya, Madagaskar, Malaysia, Mauritius, Mozambik, Oman, Persatuan Emirat Arab, Seychelles, Singapura, Somalia, Sri Lanka, Tanzania, Thailand dan Yaman.

(Baca juga: Tak Hanya Ekonomi, IORA Juga Bahas Terorisme di Samudera Hindia)