Jokowi Akan Buka Forum IORA, Seberapa Besar Dibanding APEC?

Arief Kamaludin (Katadata)
Penulis: Pingit Aria
6/3/2017, 12.28 WIB

Presiden Joko Widodo dijadwalkan membuka Indian Ocean Rim Association (IORA) Bussiness Summit di Jakarta hari ini. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyebutnya sebagai forum yang sangat penting.

“Kawasan ini adalah masa depan ekonomi dunia,” katanya, Senin (6/3).

IORA, sama seperti Asia - Pasific Economic Cooperation (APEC) merupakan kemitraan ekonomi yang dijalin oleh Negara-negara dengan dua samudera besar sebagai pengikatnya. Sementara Negara-negara anggota IORA mengelilingi Samudera Hindia, Negara-negara anggota APEC ada di sekitar Samudera Pasifik. Jumlah anggota kedua organisasi ini pun sama-sama 21 negara.

Kemitraan APEC sudah lebih senior karena terbentuk sejak 1989, sementara IORA baru ada pada 1997. Selain itu, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang mempertemukan para kepala Negara APEC digelar tiap tahun sejak berdirinya. Sementara, KTT IORA baru kali ini digelar, meski pertemuan tingkat menteri telah beberapa kali terlaksana.

"IORA adalah kekuatan geopolitik dan geoekonomi yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal,” kata Enggar.

(Baca juga: Indonesia Ingin Pimpin Negara-Negara Kawasan Samudera Hindia)

Ia menyebut, potensi ekspor di pasar Afrika mencapai US$ 550 miliar pada 2016, namun realisasi ekspor Indonesia baru mencapai US$ 4,2 miliar. Demikian juga potensi ekspor ke pasar Timur Tengah yang mencapai US$ 975 miliar, namun baru terealisasi US$ 5 miliar.

Tahun lalu, nilai total perdagangan Indonesia dengan Negara-negara IORA sebesar US$ 82,57 miliar. Angka itu masih jauh tertinggal dibandingkan ekspor – impor Indonesia dengan Negara-negara anggota APEC yang mencapai US$ 206,23 miliar.

Bagaimana tidak, ketiga mitra dagang terbesar Indonesia yakni Tiongkok, Amerika Serikat dan Jepang tergabung dalam APEC. Tapi, “Di IORA ini Indonesia berpeluang sebagai growing partner dan membuka pasar ekspor non tradisional,” kata Enggar.

(Baca juga: IORA Bakal Jadi APEC di Samudera Hindia)

Menurutnya, perdagangan intra-regional IORA di tahun 2015 mencapai US$ 777 miliar atau naik 300 persen dibandingkan tahun 1994 yang sebesar US$ 233 miliar. Tak hanya itu, IORA juga menyumbang surplus bagi Negara perdagangan Indonesia. Sementara di APEC, Indonesia mengalami defisit.

Tabel: Perbandingan Perdagangan Indonesia dengan IORA dan APEC

Negara IORATotal Perdagangan (US$)NeracaNegara APECTotal Perdagangan (US$)Neraca
Afrika SelatanAustraliaBangladeshKomoroIndiaIranKenyaMadagaskarMalaysiaMauritiusMozambikOmanUni Emirat ArabSeychellesSingapuraSomaliaSri LankaTanzaniaThailandYaman1,01 miliar8,45 miliar1,33 miliar3,81 juta12,96 miliar338,59 juta210,8 juta100,85 juta14,31 miliar50,67 juta44,51 juta263,28 juta2,92 miliar11,33 juta25,79 miliar42,43 juta306,53 juta223,34 juta14,05 miliar158,94 juta437,07 juta-2,06 miliar1,19 miliar408 ribu7,22 miliar131,78 juta190,76 juta-8,78 juta-88,9 juta53,49 juta25,70 juta140,51 juta295,9 juta2,88 juta-3,3 miliar42,43 juta217,92 juta85,55 juta-3,27 miliar156,86 jutaAustraliaBrunei DarussalamKanadaJepangKorea SelatanMalaysiaSelandia BaruFilipinaSingapuraThailandAmerika SerikatCinaHongkongTaiwanMeksikoPapua NuginiCilePeruRusiaVietnam8,45 miliar176,39 juta2,11 miliar29,08 miliar13,68 miliar14,31 miliar1,02 miliar6,09 miliar25,79 miliar14,05 miliar23,43 miliar47,58 miliar3,91 miliar6,54 miliar992,08 juta178,78 juta227,15 juta218,39 juta2,13 miliar6,27 miliar-2,06 miliar940,6 ribu-650,06 juta285,70 juta333,05 juta-88,9 juta-294,36 juta4,44 miliar-3,3 miliar-3,27 miliar8,84 miliar-14.01 miliar371,04 juta762,76 juta638,17 juta121,40 juta60,47 juta99,79 juta1,44 miliar-182,9 juta
Total82,57 miliar1,44 miliar206,23 miliar-6,46 miliar

Data: Diolah dari Badan Pusat Statistik (BPS)

Sementara dari segi investasi, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong menyatakan secara spesifik bakal membidik dua Negara yakni India dan Iran.   Data diolah dari Badan Pusat Statistik (BPS)

Lembong mengungkapkan potensi investasi Indonesia di Iran yakni di produk kertas dan makanan dan minuman serta beragam produk konsumsi sehari-hari. Sementara, di India ia akan mendorong kerjasama di bidang farmasi, tujuannya supaya dapat mengalihkan ketergantungan bahan baku obat-obatan dari Tiongkok.

“Itu akan mengurangi defisit perdagangan dengan Tiongkok dan mengurangi surplus perdagangan dengan India. jadi semua happy,” katanya.

Reporter: Muhammad Firman