Presiden Joko Widodo akan berkunjung ke Australia pada 25-26 februari 2017 mendatang. Di Negeri Kangguru, Jokowi akan bertemu Perdana Menteri Ross Turnbull dan Gubernur Jenderal Persemakmuran Australia Peter Cosgrove.
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi akan menindaklanjuti secara langsung hasil perundingan putaran keenam Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) yang berlangsung pada 20-24 Februari 2017.
Pemimpin delegasi Indonesia dalam perundingan IA CEPA Deddy Saleh menyatakan bahwa kedua Negara sepakat untuk menyelesaikan seluruh tahapan perundingan pada akhir tahun ini.
(Baca juga: Nasib TPP Tak Jelas, Pemerintah Nilai Blok Dagang Cina Lebih Tepat)
“Tahun lalu kedua Menteri Perdagangan bertemu dan sepakat bahwa IA-CEPA merupakan bentuk kerja sama ekonomi yang komprehensif dan modern yang sifatnya bukan traditional free trade agreement (FTA),” katanya melalui surat elektronik, Rabu (22/02).
Beberapa isu yang dibahas pada putaran keenam perundingan kali ini adalah soal perdagangan barang dan jasa, e-commerce, dan investasi. “Beberapa hasil awal perundingan yang hampir selesai misalnya yaitu pertukaran pekerja profesional, dan pusat inovasi makanan. Bahkan, kemitraan daging dan ternak sudah mulai berjalan,” kata Deddy.
(Baca juga: MK: Impor Ternak Berbasis Zona Tetap Berlaku dengan Syarat Tertentu)
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas T. Lembong mengatakan salah satu sektor investasi yang dibahas adalah energi dan pertambangan. Di mana, pemerintah akan membahas tindaklanjut nota kesepahaman yang telah dibuat antara Newcrest Mining Limited dengan PT Antam (Persero) Tbk.
Untuk diketahui dua perusahaan tersebut telah bersepakat untuk menggarap sejumlah tambang emas dan tembaga di beberapa wilayah RI. Dalam nota kesepahaman tersebut, Newcrest juga akan menginvestasikan modal sebesar US$ 1 miliar.
"Ini contoh nyata hasil diplomasi Presiden dengan tim ekonomi," kata Thomas Lembong di kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa (21/2) kemarin.